Laba Bersih Anjlok 47 Persen

[tie_list type=”minus”]Akibat Turunnya Harga Minyak Mentah hingga Gejolak Kurs[/tie_list]

bandungekspres.co.id – Laba bersih PT Pertamina (Persero) merosot tajam pada kuartal III 2015. Jika pada posisi yang sama tahun lalu laba bersih yang dikantongi mencapai USD 1,73 miliar, pada kuartal III tahun ini laba Pertamina tercatat USD 914 juta alias anjlok 47,1 persen. Penurunan laba bersih tersebut akibat turunnya harga minyak mentah hingga gejolak kurs.

”Permasalahan yang menjadi kendala adalah kompleksitas dari kilang yang masih rendah dan kurangnya kapasitas demand, sehingga kita banyak impor. Oleh karena itu belum bisa lepas dari kurs mata uang serta dari pengaruh harga minyak dunia,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta kemarin.

Harga minyak dunia yang masih bertengger di USD 50 per barel, jelas memengaruhi kondisi kerja, dan posisi harga minyak dunia akan memukul banyak perusahaan minyak dunia. Sementara itu, pendapatan yang didapat Pertamina selama 9 bulan atau hingga kuartal III-2015 sebesar USD 31,99 miliar atau turun dibandingkan pendapatan tahun lalu senilai USD 55,17 miliar. Untuk produksi minyak harian, pada kuartal III tercatat 282.140 barel per hari, naik dibanding pencapaian posisi serupa 2014 sebanyak 221.100 barel per hari. Sedangkan produksi gastercatat sebesar 1,98 BSCFD per hari pada kuartal III-2015. Adapun pencapaian produksi gas kuartal III-2014 sebesar 1,54 BSCFD per hari.

Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman memaparkan, realisasi investasi Pertamina pada kuartal III adalah USD 2,5 miliar, pada sektor hulu USD 2 miliar dan pada realisasi investasi nonhulu kuartal III USD 500 juta. ”Untuk capaian efisiensi pada kuartal III-2015 sebanyak USD 430,77 juta,” sebutnya.

Sementara itu, Pertamina berencana melakukan peremajaan 2 kilang minyaknya yang sudah uzur. Dua kilang itu, yakni kilang di Cilacap, Jawa Tengah, dan Balikpapan, Kalimantan Timur. Guna merevitaliasi kedua kilang itu, investasi yang dibutuhkan setidaknya mencapai USD 10 miliar. ”Masing-masing membutuhkan USD 5 miliar,” ucap Dwi.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, pembangunan kilang bisa dituntaskan dalam tempo 5 tahun. Dengan peremajan kilang tersebut, kapasitas kilang Pertamina diharapkan meningkat mengikuti kebutuhan. Kapasitas kilang perusahaan migas plat merah ini mencapai 850 ribu barel per hari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan