Efek Naik-Turun Harga BBM

[tie_list type=”minus”]Penjualan Sepeda Motor Diprediksi Tertekan[/tie_list]

PENJUALAN sepeda motor domestik untuk tahun ini, diperkirakan mencapai delapan juta unit. Otomatis dari capaian penjualan itu, omzet dari hasil penjualan diproyeksikan bisa mencapai Rp 96 triliun dengan asumsi harga motor Rp 12 juta per-unit.

Namun, pola yang harus ditempuh menurut Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata, tentu saja proyeksi itu harus disesuaikan dengan ekspansi kondisi ekonomi dalam negeri dan global serta kebijakan pemerintah.

Sebab ekonomi domestik bakal dipengaruhi atas rencana pemerintahan sekarang ini kaitannya dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada kuartal IV tahun ini atau tahun depan.

Seperti dirasakan, pasca kenaikan harga BBM diperkirakan inflasi akan meningkat sehingga menggerus daya beli masyarakat. Imbasnya tentu saja penjualan motor bakal tertekan karena masyarakat akan mengurangi konsumsi.

Sementara, pabrikan motor tentunya ingin tingkat penjualan motor bisa lebih dari delapan juta unit. Bagaimana caranya, menurut Gunadi, untuk sementara melakukan pemasangan atas proyeksi konservatif sambil dicermati perkembangan terkini.

Lebih lanjut dia menargetkan, ekspor sepeda motor hingga akhir tahun ini bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan pencapaian ekspor tahun 2014 lalu.

”Di tahun ini diharapkan ekspor dua kali lipat dari tahun lalu. Target ekspor tahun ini minimal 60 ribu unit hingga 80 ribu unit,” ujar Gunadi.

Melihat dari pencapaian sepanjang kuartal 1 tahun ini, pencapaian ekspor sepeda motor telah mencapai angka 41.482 unit atau naik sebesar 558,55 persen dibandingkan dengan raihan ekspor motor kuartal 1 tahun 2014 lalu yang hanya mencatatkan angka 6.299 unit. Bahkan pencapaian ekspor kuartal 1 2015 telah hampir menyamai pencapaian ekspor selama 12 bulan di tahun 2014 lalu yakni sebanyak 41.746 unit.

Menurut Gunadi, sepeda motor produksi Indonesia memiliki potensi untuk semakin maju dalam hal ekspor, ditambah lagi harga sepeda motor Indonesia yang sudah kompetitif. ”Yang penting adalah penambahan negara tujuan ekspor ke negara-negara maju. Biasanya jika sepeda motor di ekspor ke negara berkembang, di sana juga ada industri motor dan permintaannya kecil,” ujar Gunadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan