JABAR EKSPRES – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Ciamis berhasil melampaui target penghimpunan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang ditetapkan pusat. Angka yang terkumpul hingga pertengahan Desember 2025 telah mencapai Rp25,6 miliar, mengungguli target nasional sebesar Rp24,4 miliar.
Ketua BAZNAS Kabupaten Ciamis, Lili Miftah, menyampaikan rasa syukur atas pencapaian tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa evaluasi akhir tahun menunjukkan seluruh target program telah terpenuhi dengan baik.
“Alhamdulillah, di akhir tahun ini kita evaluasi bahwa target-target capaian program sudah terpenuhi. Bahkan, angka penghimpunan telah melampaui target nasional. Insya Allah sampai tutup tahun bisa tembus Rp26 miliar,” ujar Lili, Selasa (9/12/2025).
Baca Juga:Berusaha Memahami Profesi Orang LainPersib Siap Kunci Tiket 16 Besar, Bojan Hodak Minta Waspada Bangkok United yang Tanpa Beban
Lili memaparkan bahwa keberhasilan ini bukanlah pencapaian yang instan, melainkan hasil dari tren peningkatan yang konsisten dan berkelanjutan selama beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan penghimpunan terjadi tanpa jeda stagnasi. Pada 2021, dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp6 miliar. Angka tersebut melonjak hampir dua kali lipat menjadi Rp11 miliar di tahun 2022, dan kembali naik signifikan menjadi Rp17 miliar pada 2023.
Di tahun 2024, BAZNAS Ciamis berhasil menembus angka Rp23 miliar sebelum akhirnya pada 2025 ini memecahkan rekor baru di atas Rp25,6 miliar. “Ini hasil dari sistem yang kami bangun, evaluasi rutin, dan pengawasan yang tidak pernah lepas. Semakin besar penghimpunan, semakin banyak mustahik yang bisa kita bantu,” tegas Lili.
Salah satu faktor pendorong utama kesuksesan penghimpunan tahun ini adalah inovasi program bernama ‘kencelengisasi’. Program ini mengajak masyarakat dari berbagai kalangan untuk secara rutin menyisihkan uang receh, mulai dari Rp200, Rp500, hingga Rp1.000, ke dalam celengan khusus yang disediakan BAZNAS.
Inisiatif ini ternyata membuahkan hasil yang luar biasa, bahkan di luar perkiraan awal. Lili mengakui, semula pihaknya sempat pesimis melihat kondisi ekonomi masyarakat.
Namun, justru dari akumulasi recehan tersebut tercipta kekuatan finansial yang signifikan. “Ini di luar prediksi. Mesin hitung koin kami sampai kewalahan. Dari tadinya penghimpunan menurun, kencelengisasi justru mengangkat kembali capaian kita,” tuturnya.
