JABAR EKSPRES – Upaya Pemprov Jawa Barat memperkuat transportasi berbasis rel dinilai menjadi momentum besar bagi percepatan mobilitas dan efisiensi logistik di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Melalui kerja sama terbaru dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), layanan kereta listrik Padalarang–Cicalengka dan kereta angkutan hasil bumi diproyeksikan membawa dampak langsung bagi masyarakat, khususnya sektor pertanian dan transportasi harian.
Kerja sama tersebut ditandatangani di dalam gerbong kereta saat perjalanan dari Purwakarta menuju Stasiun Gambir, Selasa (25/11/2025).
Baca Juga:Ogah Imbang, Persib Maunya Menang!Jung Sang Penyelamat! Persib Menang Dramatis 10 Pemain, Dewa United Dipaksa Pulang Tanpa Gol
Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, menyambut langkah ini sebagai terobosan penting bagi masa depan transportasi di wilayahnya.
Ia menilai dua agenda besar pembangunan KRL Padalarang–Cicalengka dan layanan angkutan hasil bumi—akan berperan strategis dalam mengurai kemacetan serta menekan biaya pengiriman barang.
“Langkah ini merupakan tonggak penting bagi kemajuan transportasi publik di Jawa Barat. Semoga memberikan manfaat luas bagi warga, termasuk di Kabupaten Bandung Barat,” ujar Asep di Ngamprah, Rabu (26/11/2025).
Ruang lingkup kerja sama meliputi peningkatan kualitas layanan kereta, pembangunan dan perbaikan infrastruktur, penataan stasiun, hingga penyediaan layanan kereta yang mendukung berbagai aktivitas masyarakat, mulai dari sektor pertanian, perdagangan, hingga pariwisata.
Salah satu fokus utama adalah pembangunan KRL rute Padalarang–Cicalengka. Moda transportasi ini diharapkan menjadi pilihan perjalanan cepat, terjangkau, dan ramah lingkungan bagi warga Bandung Raya, termasuk pekerja dan pelajar dari Bandung Barat yang setiap hari beraktivitas di Kota Bandung.
“Kereta listrik ini akan sangat membantu mobilitas harian masyarakat. Waktu tempuh lebih efisien, biaya lebih ringan, dan tentu berdampak pada peningkatan kenyamanan perjalanan,” kata Asep.
Ia menambahkan, kehadiran KRL akan mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Perubahan ini diyakini mampu menurunkan kepadatan lalu lintas, terutama di kawasan Padalarang–Cimareme yang selama ini menjadi titik rawan kemacetan.
Baca Juga:Eiger Adventure Land Jadi Mitra Menko PMK–BNPB Menghijaukan PuncakKolaborasi Humas Jadi Pondasi Kepercayaan Publik, Pesan Tegas Menkomdigi di AMH 2025
Selain transportasi harian, sektor pariwisata juga diprediksi memperoleh dorongan positif. Asep menyebut Bandung Barat masih menjadi destinasi utama di Jawa Barat, khususnya kawasan Lembang yang selalu ramai setiap akhir pekan.
