Dokter Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Kasus Rahim Copot yang Viral di Media Sosial

Dokter Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Kasus Rahim Copot yang Viral di Media Sosial
Dokter Ungkap Fakta Mengerikan di Balik Kasus Rahim Copot yang Viral di Media Sosial
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Media sosial ramai memperbincangkan kabar mengenai seorang ibu yang mengalami rahim copot setelah melahirkan.

Kisah ini langsung viral dan memicu kekhawatiran mendalam, terutama di kalangan perempuan yang tengah menunggu waktu kelahiran.

Banyak yang bertanya, apakah rahim benar-benar bisa copot?

Secara medis, jawabannya bisa, tetapi kasusnya sangat langka dan berbahaya.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, MARS, MM, menegaskan bahwa kasus rahim copot tidak terjadi dalam proses persalinan yang benar.

Baca Juga:Pengmas Universitas Bhakti Kencana Wujudkan Kepedulian Gizi Anak Melalui Inovasi Bubur Kering BernutrisiITB dan DKST Dorong Bandung Jadi Kota Tangguh Lewat Gerakan Inovasi Hijau INNOVIBES 3

“Fenomena rahim sampai copot itu sudah pasti akibat cara melahirkan yang tidak baik,” jelas Yeni.

Ia menyebutkan, kebanyakan kasus ekstrem seperti ini terjadi ketika persalinan ditangani oleh dukun beranak yang tidak memahami anatomi tubuh secara profesional.

Salah satu tindakan berbahaya adalah menarik plasenta secara paksa setelah bayi lahir.

“Biasanya mereka menarik plasenta terus-menerus sampai akhirnya rahim ikut tertarik dan jebol,” tambahnya.

Secara anatomi, rahim disangga oleh jaringan kuat di bagian depan, samping, dan belakang untuk menjaga posisinya di dalam panggul.

Namun jaringan tersebut dapat rusak bila mengalami:

  • Tarikan kuat
  • Tekanan berlebihan
  • Penanganan kasar oleh orang yang tidak terlatih
  • Kondisi tubuh ibu yang lemah pascamelahirkan

Yeni juga menjelaskan bahwa hormon estrogen dan progesteron pada ibu hamil membuat jaringan tubuh menjadi lebih lunak dan rentan cedera.

Bila ditambah kondisi anemia atau malnutrisi, risiko kerusakan jaringan akan semakin besar.

Baca Juga:Hands4Diabetes 2025: Gerakan Nasional Tropicana Slim Dorong Hidup Sehat dan Produktif di 27 KotaOtsuka Indonesia Luncurkan PROTERAL Junior, Susu Pertumbuhan Anak dengan Protein Optimal dan Bebas Sukrosa

Meski viral, dokter menekankan bahwa rahim copot adalah kejadian yang sangat jarang dalam dunia medis.

“Ini kasus luar biasa yang seharusnya tidak terjadi bila persalinan ditangani dokter atau bidan profesional,” kata Yeni.

Dokter juga mengingatkan pentingnya edukasi agar masyarakat tidak lagi menyerahkan proses kelahiran kepada tenaga non-medis yang tidak kompeten.

Meskipun dunia medis memiliki teknologi transplantasi rahim, prosedur tersebut dilakukan untuk kasus tertentu—bukan untuk memperbaiki rahim yang sudah:

  • Rusak parah
  • Tercemar bakteri
  • Mengalami infeksi
  • Mengalami perdarahan hebat

“Rahim yang copot sudah tidak steril, sudah dipegang-pegang, dan jaringannya rusak. Tidak mungkin dikembalikan,” jelasnya.

0 Komentar