JABAR EKSPRES – Ketiadaan saluran pembuangan air dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menuju Kota Bandung menjadi salah satu penyebab utama kawasan tersebut kerap dilanda banjir ketika hujan turun dengan intensitas tinggi.
Berdasarkan kajian tim ahli, daerah Lembang secara geografis memang tidak didesain memiliki aliran air ke dataran yang lebih rendah, karena kondisi itu berpotensi menimbulkan banjir besar di wilayah Bandung.
Oleh sebab itu, pembangunan danau atau kolam retensi dinilai sebagai opsi paling memungkinkan untuk menahan limpasan air hujan.
Baca Juga:Pembangunan PLTA Upper Cisokan Dipastikan Sesuai Aturan dan Bawa Manfaat bagi MasyarakatPabrik Pengelolaan Sampah Senilai USD 200 Juta Bakal Dibangun di Jawa Tengah!
“Berdasarkan kajian tim ahli memang harus ada kolam retensi di Lembang agar tidak banjir,” ujar Camat Lembang, Bambang Eko saat dikonfirmasi, Jumat (14/11/2025).
Menurutnya, danau retensi berfungsi menampung limpahan air dalam jumlah besar saat hujan lebat terjadi. Kondisi geografis Lembang yang tertutup tanpa saluran pembuangan langsung ke Bandung membuat keberadaan waduk penahan air semacam ini menjadi penting sebagai sistem kendali banjir.
“Tim ahli dari provinsi menjelaskan bahwa Lembang memang tidak didesain memiliki saluran air yang terhubung ke Kota Bandung, karena berisiko menimbulkan banjir besar di bawahnya,” katanya.
Setiap kali hujan deras mengguyur, kawasan utama seperti Pasar Panorama Lembang hingga sejumlah permukiman warga pun kerap terendam air setinggi 30 hingga 50 sentimeter. Genangan tersebut mengganggu aktivitas masyarakat dan memperlambat arus lalu lintas di jalan utama.
Bambang menjelaskan, secara historis Lembang sebenarnya memiliki beberapa danau buatan peninggalan era kolonial Belanda. Danau-danau tersebut berfungsi sebagai penahan sekaligus area resapan air hujan, sehingga wilayah setempat dahulu nyaris tidak pernah diterjang banjir.
Namun seiring perkembangan wilayah dan maraknya alih fungsi lahan, sebagian besar danau itu kini telah menghilang dan berubah menjadi permukiman serta kawasan wisata komersial.
“Dari deretan danau lama tersebut, kini hanya Situ Umar yang tersisa, berlokasi di kawasan Destinasi Floating Market dan dikelola oleh pihak swasta,” katanya.
Baca Juga:FSRU Lampung Terima Kargo LNG, Jaga Keandalan Layanan Energi untuk Kelistrikan
Ia menambahkan, Lembang dulunya memiliki Situ PPI, singkatan dari Persatuan Pedagang Ikan merujuk pada sejarah wilayah itu sebagai pemasok ikan air tawar bagi Bandung.
