Urai Kemacetan dan Dongkrak Wisata Kabupaten Bandung, 8 Koridor BRT dan Layanan Feeder Disiapkan!

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Hilman Kadar. Foto Agi Ilman
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Hilman Kadar. Foto Agi Ilman
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung terus mendorong optimalisasi layanan Bus Rapid Transit (BRT) sebagai upaya mengurai kemacetan sekaligus mendukung pengembangan pariwisata di kawasan Bandung Raya.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Bandung, Hilman Kadar, mengatakan bahwa BRT merupakan bagian dari kebijakan nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan untuk lima kota besar, termasuk Bandung Raya.

“Bandung Raya itu yang dimaksud cekungan Bandung, diantaranya Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, dan Sumedang,” ujar Hilman saat dihubungi, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga:Momentum Hari Pahlawan, Billy Martasandy Ajak Generasi Muda Jadi Pejuang di Era ModernPembangunan PLTA Upper Cisokan Dipastikan Sesuai Aturan dan Bawa Manfaat bagi Masyarakat

Menurutnya, Kabupaten Bandung telah menindaklanjuti program tersebut melalui work level agreement dan ditetapkan memiliki delapan koridor BRT.

Namun hingga kini, baru empat koridor yang beroperasi, yakni Soreang–Leuwi Panjang, BEC–Baleendah–Banjaran, dan Majalaya–Leuwi Panjang.

“Nanti akan ditindaklanjuti juga koridor dari Majalaya ke KCIC dan dari KCIC ke Kota Bandung. Walaupun masih sifatnya AKDP, tapi ini bagian dari upaya memberikan layanan transportasi publik yang lebih baik dan mengurangi kemacetan,” jelasnya.

Hilman menuturkan, pemerintah daerah menargetkan delapan koridor tersebut dapat beroperasi seluruhnya.

Namun, hal itu masih bergantung pada dukungan pembiayaan dari pusat melalui mekanisme Public Service Obligation (PSO).

Selain BRT, Pemkab Bandung juga tengah menyiapkan angkutan feeder untuk mendukung konektivitas antarwilayah.

Salah satunya adalah trayek Ciwidey–Soreang, yang menghubungkan kawasan wisata selatan Bandung dengan koridor BRT Soreang–Leuwi Panjang.

Baca Juga:Pabrik Pengelolaan Sampah Senilai USD 200 Juta Bakal Dibangun di Jawa Tengah!FSRU Lampung Terima Kargo LNG, Jaga Keandalan Layanan Energi untuk Kelistrikan

“Feeder yang dari Ciwidey ke Soreang ini masih uji coba, dan pembiayaannya dari provinsi. Nanti kendaraan feeder-nya di-branding khusus, ada warna dan stiker tertentu supaya masyarakat tahu itu pengumpan BRT,” katanya.

Menariknya, sistem pembayaran pada feeder tersebut sudah menggunakan metode digital.

“Nanti di kendaraan feeder-nya terpasang alat pembayaran non-tunai, jadi masyarakat bisa bayar pakai QRIS atau e-money,” ujar Hilman.

Ia menyebut, kendaraan feeder ini pada dasarnya merupakan angkutan kota eksisting yang dilengkapi identitas khusus dan pelayanan yang lebih nyaman.

“Kendaraan tetap angkot, tapi di-branding dan dilengkapi fasilitas modern. Ini bagian dari upaya mengubah mindset masyarakat agar mau beralih ke transportasi publik yang aman, nyaman, dan berjadwal,” tambahnya.

0 Komentar