BGN: Kualitas Air Buruk Biang Keracunan Massal Program MBG di Bandung Barat! 

BGN: Kualitas Air Buruk Biang Keracunan Massal Program MBG di Bandung Barat! 
Orang tua mendampingi anaknya yang diduga keracunan hidangan makan bergizi gratis (MBG) di SMPN 1 Cisarua, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan air menjadi faktor dominan penyebab keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat.

Berdasarkan hasil investigasi, air yang digunakan sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terbukti tidak memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.

Menindaklanjuti temuan tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta seluruh pengelola SPPG menyiapkan anggaran tambahan untuk pengadaan air bersih.

Baca Juga:Cegah Kasus Keracunan Berulang, Dinkes Bandung Barat Percepat SLHS Dapur Program MBGLebih dari 2.000 Siswa Keracunan, Program MBG di Bandung Barat Gagal Total! 

“Langkah ini penting untuk memastikan makanan yang diolah bagi pelajar, ibu hamil, dan ibu menyusui benar-benar aman dikonsumsi,” ujar Kepala Dinkes Bandung Barat, Lia Nurliana Sukandar saat dikonfirmasi, Kamis (6/11/2025).

Menurut Lia, hasil investigasi BGN menunjukkan sebagian besar air yang digunakan untuk mengolah makanan di Bandung Barat tidak layak pakai.

“Hasilnya disimpulkan oleh BGN, penyebabnya air. Jadi air di KBB ini belum sepenuhnya bagus, harus ada maintenance water atau dipasang filter. Hasil lab kebanyakan menunjukkan sumber airnya yang bermasalah,” katanya.

Karena itu, Lia meminta semua pengelola SPPG di Bandung Barat agar berani berinvestasi dalam penyediaan air bersih.

“Jangan langsung dipakai untuk memasak, harus mau bermodal. Kata Kepala BGN juga, bisa dengan menyewa tangki air bersih atau memanggil ahli untuk mencari solusi agar sumber air yang digunakan memenuhi standar,” katanya.

Berdasarkan data dari Dinkes Bandung Barat, sepanjang September hingga Oktober 2025 kasus keracunan massal terjadi di sejumlah kecamatan, seperti Cipongkor, Cihampelas, Cisarua, Padalarang, hingga Lembang.

Dari lima kecamatan tersebut, sedikitnya 2.110 pelajar, ibu hamil, dan ibu menyusui mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan program MBG.

Baca Juga:Korban Keracunan Massal Program MBG di Lembang Bertambah Jadi 186 OrangBelum Usai, 19 Korban Keracunan MBG Masih Dirawat di RSUD Lembang

“Ini menjadi catatan penting bagi kami. Kebersihan air harus menjadi perhatian utama dalam pengolahan makanan agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Lia.

Selain memperbaiki kualitas air, Dinkes juga berupaya mempercepat penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi seluruh dapur SPPG. Namun, untuk mendapatkan sertifikat tersebut, setiap pengelola harus memenuhi sejumlah persyaratan teknis, seperti hasil laboratorium negatif terhadap bakteri E. coli, boraks, formalin, rhodamin B, dan methanil yellow.

0 Komentar