JABAR EKSPRES – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Hailuki, mendorong agar upaya penanggulangan bencana di wilayahnya melibatkan lebih banyak pihak, termasuk organisasi masyarakat dan kepemudaan.
Menurutnya, pelibatan unsur masyarakat sangat penting karena mereka berada di garis depan saat bencana terjadi.
“Kami ingin agar stakeholder penanggulangan bencana ini bisa diperluas, ya. Selain dari Pemda, Basarnas, Polresta, dan TNI, kita bisa melibatkan Pramuka dan Karang Taruna setempat agar mereka menjadi bagian dari relawan tanggap bencana,” ujar Hailuki, Sabtu (1/11/2025)
Baca Juga:Dampak Turunnya Tarif Dagang AS-China Bagi Indonesia, Begini Menurut Ekonom!Menuju Efisiensi, BP BUMN Tegaskan Perampingan Jumlah BUMN akan Tetap Dilakukan
Ia menilai, masyarakat lokal memiliki keunggulan dalam kecepatan tanggap karena memahami medan dan kondisi wilayahnya.
“Karena mereka berada di wilayah yang paling depan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hailuki juga mengungkapkan bahwa DPRD tengah mendorong pelaksanaan simulasi gabungan tanggap darurat bencana.
Ia menilai kegiatan semacam itu penting untuk mengukur kesiapan lintas instansi.
“Saat ini kita baru punya simulasi tanggap darurat internal BPBD. Nah, kami memang belum pernah melakukan simulasi bersama. Saya sudah meminta kepada kepala badan untuk segera mengusulkan agar simulasi penanggulangan bencana dilakukan secara gabungan BPBD, SAR, TNI, Polri semuanya terlibat,” katanya.
Selain aspek penanganan di lapangan, Hailuki juga menyoroti pentingnya kesiapan dari sisi logistik dan psikologis warga terdampak.
Ia menyebut Dinas Sosial (Dinsos) sudah menyiapkan alokasi untuk penanganan pascabencana.
Baca Juga:Wakil Wali Kota Bandung Erwin Kena OTT, Kejari: Tunggu Rilisnya Jam 7 Malam!Wamenekraf Dorong Daerah Jadi Poros Ekonomi Restoratif Indonesia
“Bencana itu kan tidak hanya soal tanggap darurat, tapi juga mitigasi dan pemulihan. Dinsos ini sudah kita dorong agar menyiapkan penanggulangan pasca, bukan hanya logistik tapi juga trauma healing. Jadi aspek psikologis korban juga kita berikan perhatian,” jelasnya.
Hailuki menambahkan, pihaknya kini fokus memantau kawasan selatan Kabupaten Bandung yang dinilai rawan bencana pada akhir tahun ini.
“Curah hujan di November dan Desember ini tinggi, terutama kawasan selatan seperti Pangalengan. Kondisinya sudah kritis karena kebun teh banyak berubah jadi lahan sayuran, jadi daerah tangkapan airnya hilang. Ini bisa jadi bom waktu kalau tidak diawasi,” ujarnya.
