JABAR EKSPRES – Belakangan ini, nama DX Exchange ramai diperbincangkan karena disebut-sebut sebagai aplikasi penghasil uang yang menawarkan sistem trading dengan keuntungan besar. Banyak pengguna yang tergoda untuk mencoba, apalagi dengan iming-iming bonus dan hadiah bagi anggota baru. Namun, di balik itu semua muncul pertanyaan besar: benarkah DX Exchange aman, atau justru penipuan berkedok investasi digital?
Beberapa pengguna melaporkan bahwa situs utama DX Exchange (dxwzx.com) kini tidak bisa diakses sama sekali. Tak lama kemudian, muncul situs baru dengan nama dutaindx.com, yang diduga merupakan domain pengganti.
Meski di situs barunya masih terlihat aktivitas posting, pergantian alamat web seperti ini justru menjadi indikasi kuat bahwa platform tersebut tidak stabil dan berpotensi scam.
Baca Juga:Alhamdulillah, Selamat Nomor Kamu Terpilih! Klaim Saldo DANA Gratis Rp288.000 Sekarang , Cek Aplikasinya!3 Link Twibbon Hari Santri Nasional 2025 dengan Desain TerbaruÂ
Situs resmi yang legal umumnya tidak akan berganti domain tanpa alasan jelas, karena perubahan tersebut bisa menurunkan kredibilitas dan membingungkan pengguna lama.
Menariknya, grup Telegram resmi DX Exchange masih aktif dengan lebih dari 18.000 anggota. Namun, hanya sedikit yang benar-benar berdiskusi. Aktivitas yang muncul kebanyakan berupa promosi ajakan bergabung, hadiah referral, dan pesan otomatis dalam berbagai bahasa.
Hal seperti ini sering dijumpai pada skema Ponzi, di mana setelah satu proyek tutup, admin grup akan mengarahkan anggota ke proyek baru dengan konsep serupa.
DX Exchange juga memiliki kanal YouTube resmi, tapi hanya terdapat satu video yang diunggah empat bulan lalu. Akun tersebut baru dibuat pada 6 Juni 2025, dan tidak menunjukkan aktivitas lain. Hal ini menandakan bahwa proyek ini tidak memiliki keberadaan digital yang kuat dan konsisten, berbeda dengan perusahaan trading atau bursa kripto yang benar-benar resmi.
Salah satu daya tarik utama DX Exchange adalah sistem “bonus undangan” yang menjanjikan hadiah besar jika pengguna berhasil mengajak teman bergabung.
Mereka bahkan membagi anggota dalam tiga level, di mana semakin banyak orang direkrut, semakin tinggi komisi yang diperoleh. Pola seperti ini adalah ciri khas skema Ponzi, di mana keuntungan anggota lama berasal dari setoran anggota baru, bukan dari hasil trading sungguhan.
