Keracunan Terus Berulang Picu Amarah Orang Tua Siswa, Pemda Bandung Barat Dinilai Gagal Awasi Program MBG

Keracunan MBG Terus Berulang, Orangtua Nilai Pemda Gagal Awasi Program Presiden
Pelajar korban keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) menjalani perawatan medis di ruang kelas SMPN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sejumlah orang tua siswa menilai lemahnya sistem pengawasan menjadi penyebab berulangnya kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Kritik itu muncul setelah ratusan siswa di wilayah Kecamatan Cisarua mengalami keracunan usai menyantap menu MBG pada Selasa (14/10/2025).

Ini merupakan kasus keempat yang terjadi di Bandung Barat dalam dua bulan terakhir, setelah sebelumnya insiden serupa terjadi di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.

Baca Juga:Tak Gentar Hadapi PSBS Biak, Adam Alis Ungkap Mental Skuad Persib Sedang Naik!Wes Brown Ungkap Kemungkinan Besar Ronaldo Jadi Arsitek Kebangkitan MU

Aang Kurnia (46), orang tua salah satu korban, menilai program MBG berjalan tanpa pengawasan ketat di lapangan sehingga kerap menimbulkan korban.

“Kami sebagai orang tua sebenarnya sudah khawatir sejak kasus sebelumnya. Menurut saya, pengawasan di lapangan sangat kurang, makanya kasus seperti ini terus terulang,” kata Aang saat ditemui di Posko Penanganan SMPN 1 Cisarua, Rabu (15/10/2025).

Anaknya yang duduk di kelas VIII mengalami gejala pusing, mual, sakit perut, hingga muntah usai mengonsumsi paket MBG berisi nasi, ayam blackpepper, capcay wortel brokoli, tahu goreng, dan sepotong buah melon.

“Syukur sekarang keadaannya sudah membaik. Tapi kalau programnya masih seperti ini, saya lebih memilih anak saya bawa bekal dari rumah saja,” ujarnya.

Pandangan serupa disampaikan Nanda Warlina (24), orang tua Athafaris (7), siswa SDN Garuda yang juga menjadi korban keracunan.

Ia mengaku trauma dan khawatir terhadap kualitas makanan dari program MBG. “Awalnya anak saya enggak ngerasa apa-apa, tapi pas olahraga malah pusing dan sakit perut. Setelah tahu ternyata makanannya sama kayak yang bikin siswa SMP keracunan, saya langsung takut. Kayaknya ke depan enggak mau lagi anak saya makan MBG,” kata Nanda.

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Cisarua Herman Permadi membenarkan bahwa dapur MBG milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panyandaan menjadi penyedia makanan bagi delapan sekolah di wilayah tersebut.

Baca Juga:Marc Marquez Sukses Jalani Operasi Bahu di Madrid, Fokus Pulih Usai Insiden MandalikaPersib Bawa Mental Juara ke Sleman, Fokus Asah Taktik Hadapi PSBS Biak

Total sebanyak 3.649 paket MBG diproduksi dan didistribusikan ke SMPN 1 Cisarua, SMKN 1 Cisarua, MA Bina Insani, MA dan MTs Ponpes Al Furqon, PAUD Al Muslimin, SDN 1 Garuda, dan SDN 1 Barukai.

0 Komentar