Belum Reda di Cisarua, Kasus Baru Keracunan MBG Muncul di Padalarang dan Pasirlangu

Belum Reda di Cisarua, Kasus Baru Keracunan MBG Muncul di Padalarang dan Pasirlangu
Ilustrasi: Petugas membawa korban yang diduga keracunan hidangan makan bergizi gratis (MBG) untuk dirujuk fasilitas kesehatan di SMPN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (15/10). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Rentetan kasus dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bandung Barat kembali menambah daftar panjang lemahnya pengawasan pangan di lapangan.

Setelah ratusan siswa di Cisarua tumbang sehari sebelumnya, kini giliran belasan pelajar di Jayamekar dan Pasirlangu yang mengalami gejala serupa.

Kasus terbaru ini dilaporkan pada Rabu (15/10/2025), menimpa siswa dari SMP Karya Prestasi Mandiri dan SMK Widya Karya di Desa Jayamekar, Kecamatan Padalarang, serta SMP Bani Sulaeman di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua.

Baca Juga:Tak Bergantung Modal dari Bank Himbara, KMP Desa Cikasungka Bandung Pasok Barang ke MBG Keracunan Terus Berulang Picu Amarah Orang Tua Siswa, Pemda Bandung Barat Dinilai Gagal Awasi Program MBG

Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, Nurul Rasihan, mengatakan total 13 siswa mengalami gejala keracunan berupa mual dan muntah-muntah setelah menyantap makanan program MBG.

“Di Pasirlangu totalnya tujuh siswa. Empat pasien sudah dipulangkan, dua dirujuk ke RSUD Lembang, dan satu baru datang. Gejalanya memang muncul setelah makan, tapi kami masih dalam proses investigasi,” ujar Nurul saat dikonfirmasi.

Sementara di Jayamekar, enam siswa juga sempat mengalami keluhan serupa. Beruntung, seluruhnya sudah mendapatkan perawatan dan diizinkan pulang.

“Alhamdulillah, di Jayamekar sudah tertangani dengan baik dan semua enam siswa sudah dipulangkan,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi, lanjut Nurul, Dinkes KBB mendirikan posko kesehatan di Kantor Desa Pasirlangu yang dilengkapi tenaga medis.

“Kami gunakan kantor desa sebagai posko agar tidak terjadi penumpukan seperti di Cisarua. Kami juga mengantisipasi peningkatan pasien di malam hari,” jelasnya.

Nurul mengingatkan bahwa gejala keracunan bisa muncul satu hingga dua hari setelah mengonsumsi makanan, namun jika lebih dari 48 jam, penyebabnya kemungkinan berbeda.

Baca Juga:Komisi V DPRD Jabar Ikut Prihatin Keracunan MBG Terulang di KBBKasus Keracunan MBG Muncul, Pemkab Bandung Barat Hentikan Sementara Dapur SPPG Panyandaan

Ia juga meminta masyarakat untuk segera melapor jika mengalami gejala serupa setelah menyantap makanan MBG.

“Segera beri pertolongan pertama dengan air kelapa atau susu, dan obat mual jika tersedia,” ujarnya.

Terkait pembiayaan pengobatan, Nurul memastikan seluruh biaya korban keracunan MBG akan ditanggung pihak BGN.

“Kami sedang berkonsultasi dengan teknisi BGN untuk tindak lanjutnya,” tandasnya. (Wit)

0 Komentar