JABAR EKSPRES – Guru Besar Fisip Unpad Prof. Obsatar Sinaga turut bersuara terkait Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu). Menurutnya gerakan yang diluncurkan Gubernur Dedi Mulyadi itu tidak perlu dilakukan jika memang menuai polemik.
Pria yang akrab disapa Prof. Obi itu menguraikan, gerakan Poe Ibu mirip dengan gerakan Rereongan Sarupi yang dicetuskan Gubernur era HR Nuriana. Menurut Prof Obi, sebenarnya angka seribu rupiah itu tidak terlalu memberatkan.
Tapi hal itu menjadi beda cerita karena kaitanya dengan uang masyarakat. “Kalau sudah menyangkut duit (uang.red) ini jadi sensitif,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (6/10).
Baca Juga:Gubernur Jabar Luncurkan Gerakan Rereongan Poe Ibu, Warganet: Masyarakat Sendiri DipalakinGerakan Rereongan Sapoe Sarebu Gagasan Dedi Mulyadi, Ini Detailnya
Prof. Obi melanjutkan, imbauan yang dikeluarkan Gubernur Dedi Mulyadi itu bakal tidak akan menjadi masalah bagi para ASN. Karena bagaimanapun juga Gubernur adalah atasan ASN.
“Tapi kalau ke masyarakat dan ini menyangkut uang jadi sensitif,” katanya.
Bagi Prof. Obi sebenarnya kebijakan ini punya niat baik, yakni mengajak masyarakat gotong royong dalam menuntaskan berbagai persoalan sosial di masyarakat.
Selain itu, Gubernur juga berupaya untuk mempertahankan budaya yang memang selama ini sudah ada di masyarakat. Budaya itu jangan sampai luntur.
Program ini juga bersifat sukarela, artinya secara regulasi juga sudah cukup dengan Surat Edaran tanpa harus dipayungi Peraturan Gubernur atau Peraturan Daerah.
Tapi kemudian gagasan itu menuai respon berbagai pihak. Termasuk penilaian negatif, karena lebih baik program itu tidak perlu dilakukan.
“Seolah-olah (Gubernur.red) dianggap tidak peka. Masyarakat lagi susah tapi terus dipunguti,” katanya.(son)
