Perkuat Layanan, Perumda Tirta Anom Gandeng Investor untuk Revitalisasi Jaringan Air Bersih

Perkuat Layanan, Perumda Tirta Anom Gandeng Investor untuk Revitalisasi Jaringan Air Bersih
Direktur Perumdam Tirta Anom Kota Banjar E Fitrah Nurkamilah saat diwawancara di ruang kerjanya belum lama ini. Pihaknya membuka peluang investor untuk pengembangan layanan jaringan air bersih. (Cecep Herdi/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Guna meningkatkan kualitas layanan air bersih bagi masyarakat, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Anom Kota Banjar menjajaki kerja sama dengan investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Langkah strategis ini berfokus pada revitalisasi menyeluruh terhadap jaringan pipa distribusi utama yang dinilai sudah tidak layak dan menjadi sumber inefisiensi.

Direktur Perumda Tirta Anom, E. Fitrah Nurkamilah, mengungkapkan bahwa inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari dukungan dan masukan positif yang diberikan oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjar. Dukungan politik ini dianggap penting untuk mendorong terwujudnya perbaikan infrastruktur yang berkelanjutan.

“Komisi II DPRD Kota Banjar mendukung penuh kerjasama dengan investor untuk meningkatkan pengelolaan layanan air bersih kami,” ujar Fitrah, Minggu (5/10/2025).

Baca Juga:Sekda Jateng Minta Faktultas Kedokteran Jadi Penggerak Percepatan Pemenuhan DokterGubernur Ahmad Luthfi Ungkap Peran Penting Pers Bagi Pemerintahannya

Secara legal, upaya ini didukung oleh pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penyertaan Modal kepada Perumda Tirta Anom. Fitrah menjelaskan bahwa mekanisme penyertaan modal yang sedang dibahas tidak hanya berupa tunai, tetapi juga melalui pengalihan status aset infrastruktur air bersih yang telah dibangun oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat kepada Perumda. “Penyertaan modal saat ini hanya berbentuk aset yang telah dibangun pemerintah,” jelasnya.

Alasan utama di balik desakan untuk melakukan revitalisasi ini adalah kondisi jaringan pipa distribusi yang sudah tua dan bermasalah. Fitrah memaparkan, meskipun peralatan perpompaan telah mengalami pembaruan hingga 80 persen, jaringan perpipaannya justru menjadi titik lemah.

“Perpompaan sudah bagus, tapi perpipaannya kurang memadai sehingga banyak terjadi kebocoran,” tambahnya.

Kebocoran yang terjadi bahkan bisa sampai dua kali dalam sehari. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kontinuitas layanan kepada pelanggan tetapi juga berdampak langsung pada membengkaknya biaya operasional perusahaan. Air yang seharusnya sampai ke masyarakat hilang melalui kebocoran, sementara biaya produksi dan energi untuk memompanya tetap harus dikeluarkan.

Melalui kerjasama dengan investor, Perumda berharap dapat menangani tiga aspek utama yakni peningkatan efisiensi energi listrik, revitalisasi jaringan pipa secara fisik, dan penerapan teknologi canggih untuk pembacaan water meter yang lebih akurat dan efisien.

0 Komentar