Lonjakan Stunting di Cimahi Capai 22,3 Persen, Jadi Tertinggi Kedua di Jawa Barat

Lonjakan Stunting di Cimahi Capai 22,3 Persen, Jadi Tertinggi Kedua di Jawa Barat
Ilustrasi pengukuran tinggi anak dalam upaya pencegahan stunting. (Foto: Telkom Indonesia)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Angka prevalensi stunting di Kota Cimahi tahun 2025 melonjak signifikan dan menjadi perhatian serius. Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2024, Cimahi tercatat sebagai daerah dengan kasus stunting terbesar kedua di Jawa Barat dengan prevalensi mencapai 22,3 persen. Artinya, sekitar 22 dari 100 anak di Cimahi mengalami gangguan pertumbuhan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Mulyati, menyebutkan ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya angka tersebut. Mulai dari urbanisasi, sanitasi yang tidak memadai, hingga rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi makanan bergizi.

“Cimahi sebagai daerah urban dengan mobilitas tinggi banyak dihuni penduduk baru, termasuk anak-anak yang mengalami stunting. Kondisi ini otomatis masuk dalam populasi Cimahi,” jelas Mulyati saat dikonfirmasi, Jum’at (19/9/25).

Baca Juga:Stunting di Bandung Barat Tembus 30,8 Persen, Jauh di Atas Rata-rata NasionalCegah Stunting, Pemdes Haurngombong Sumedang Gencarkan Edukasi Terhadap Remaja

Selain itu, lanjutnya, kepadatan penduduk juga berdampak pada kondisi rumah yang minim ventilasi sehat.

Pola asuh dan pemberian makanan pada anak pun belum optimal. Asupan gizi anak masih kurang beragam, rendah protein, serta pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dan ASI eksklusif yang belum maksimal, pemantauan tumbuh kembang anak juga dinilai belum merata.

Mulyati menekankan pentingnya peran ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan minimal tujuh kali selama masa kehamilan. Faktor perilaku keluarga juga turut berpengaruh, salah satunya masih adanya perokok aktif di dalam rumah.

“Keterbatasan ekonomi membuat akses terhadap pangan bergizi sulit. Banyak orang tua akhirnya memilih makanan yang hanya membuat kenyang, tapi tidak memenuhi kebutuhan gizi anak,” tambahnya.

Pemerintah Kota Cimahi kini memperkuat program lintas instansi untuk menekan angka stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif.

Misalnya, kata Mulyati, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) menyediakan akses air bersih dan rumah layak huni, sementara Dinas Pertanian menyalurkan bantuan telur serta suplementasi pangan bergizi.

Selain itu, konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil juga digalakkan, termasuk pembekalan kesehatan bagi calon pengantin agar terhindar dari anemia.

Baca Juga:Dosen Universitas Bhakti Kencana Ajak Warga Mekarrayahu Lawan Stunting Lewat Edukasi GiziCegah Stunting Sejak Dini, UBK Turun ke Desa Mekarrahayu

Meski SSGI menempatkan Cimahi di posisi kedua terbesar di Jawa Barat, data dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) mencatat angka stunting di Cimahi sebesar 10,27 persen.

0 Komentar