Erwin menekankan bahwa pendekatan terpadu ini sangat penting agar warga Bandung bisa menghadapi berbagai bentuk tantangan, baik dari alam maupun yang bersumber dari dinamika sosial.
“Kampung Siaga Bencana adalah cerminan dari semangat gotong royong. Ini bukan semata-mata soal gempa atau banjir, tetapi bagaimana kita membangun masyarakat yang tangguh, saling mendukung, dan memiliki kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan serta hubungan sosial,” tegasnya.
Ke depan, Pemkot Bandung berharap program-program berbasis komunitas ini dapat menjadi model pembangunan yang berkelanjutan dan bisa direplikasi di daerah lain, khususnya di wilayah rawan bencana. (Dam)
