JABAR EKSPRES — Upaya Pemerintah Kota Cimahi untuk menjadikan wilayahnya sebagai Kota Layak Anak (KLA) terus digenjot. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk serta Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Pemkot Cimahi menggelar Pelatihan Konvensi Hak Anak yang berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (27-28 Agustus 2025), di Ballroom Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cimahi.
Sebanyak 60 peserta hadir dalam kegiatan ini, terdiri atas perwakilan perangkat daerah, akademisi, dunia usaha, media massa, unsur masyarakat, serta Forum Anak Kota Cimahi.
Kehadiran lintas sektor tersebut menegaskan bahwa pemenuhan hak anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan harus menjadi gerakan bersama seluruh elemen masyarakat.
Baca Juga:Kasus Kekerasan Seksual di Cimahi Meningkat, Mayoritas Korban Berasal dari Keluarga Ekonomi LemahBagai Fenomena Gunung Es, Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Cimahi Naik-Turun
Kepala Bidang P3A DP3AP2KB Kota Cimahi, Neneng Mastoah, menuturkan bahwa pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat keseriusan Pemkot Cimahi dalam mewujudkan kota yang ramah dan aman bagi anak.
Menurutnya, pemenuhan hak anak mencakup akses pendidikan, layanan kesehatan, perlindungan dari kekerasan, hingga kebebasan berekspresi secara positif.
“Kami ingin memastikan seluruh hak anak terpenuhi. Mulai dari pendidikan, kesehatan, rasa aman, hingga ruang berekspresi. Upaya ini melibatkan pemerintah, dunia usaha, tokoh masyarakat, akademisi, hingga media agar bersama-sama membangun generasi berkualitas,” ujar Neneng pada awak media saat ditemui di lokasi.
Ia menekankan, perkembangan teknologi digital saat ini menjadi tantangan baru. Anak-anak cenderung lebih cepat menguasai teknologi dibanding orang tua mereka. Hal ini membuka peluang besar dalam pengembangan kreativitas, tetapi sekaligus menghadirkan risiko seperti paparan konten negatif, perundungan daring (cyberbullying), hingga ancaman eksploitasi.
“Orang tua jangan sampai tertinggal dari anak-anaknya dalam hal teknologi. Pengawasan dan pemahaman harus seimbang agar anak memanfaatkan sisi positif digitalisasi tanpa terjerumus pada dampak negatifnya,” jelasnya.
Cimahi, lanjut Neneng, saat ini baru meraih predikat Pratama dalam penilaian KLA terbaru, setelah sempat dua tahun tidak masuk nominasi. Kondisi ini mendorong Pemkot Cimahi untuk bekerja lebih keras agar target naik kelas menjadi predikat Utama pada tahun depan dapat terwujud.
