Mitigasi Bencana di Sekolah Jadi Prioritas, SMP PGRI 1 Cimahi Terapkan Program Ini!

Mitigasi Bencana di Sekolah Jadi Prioritas, SMP PGRI 1 Cimahi Terapkan Program Ini!
Sejumlah Siswa-siswi SMP PGRI 1 Kota Cimahi saat Simulasi Mitigasi Bencana (mong)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Upaya mitigasi bencana kini mulai menjadi perhatian serius dunia pendidikan di Kota Cimahi. Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cimahi, Ahmad Sidik, menegaskan bahwa pihaknya akan memasukkan materi mitigasi bencana sebagai bagian dari kegiatan wajib di sekolah.

Langkah ini sejalan dengan program Tagana Masuk Sekolah (TMS) yang tengah digulirkan Dinas Sosial, guna menanamkan pemahaman kesiapsiagaan bencana sejak dini kepada para siswa.

Menurut Ahmad, seluruh kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi siswa nantinya akan diwajibkan menyisipkan materi kebencanaan. Langkah pertama yang akan sekolah lakukan dalam mitigasi bencana adalah menjadikannya pematerian wajib di semua ekstrakurikuler.

Baca Juga:Bandung Barat di Jalur Gempa, Rumah di Atas Sesar Lembang Terancam DipindahMitigasi Bencana Jadi Prioritas, Dinsos Cimahi dan Tagana Edukasi Siswa Hadapi Potensi Sesar Lembang 

“Ini nanti akan kita masukkan ke dalam program di awal tahun pelajaran. Selanjutnya, akan diatur durasi pembelajaran secara berkala setiap beberapa bulan,” jelasnya saat ditemui wartawan di sekolah, Kamis (28/8/2025).

Ia menambahkan, sekolah akan menggandeng Dinas Sosial dan Tagana dalam pelaksanaan program tersebut. Kolaborasi lintas sektor ini dinilai penting karena sekolah merupakan representasi masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang keluarga.

Dengan demikian, kata Ahmad, sekolah menjadi titik strategis untuk menyebarkan pemahaman mitigasi bencana kepada anak-anak sekaligus orang tua mereka.

“Sekolah adalah kumpulan keluarga. Jadi ini sasaran yang tepat juga untuk memberikan pemahaman yang baik bagi anak-anak kami. Nanti ada sinergi dan masukan yang harus disiapkan sekolah, termasuk apa yang nantinya harus disampaikan kepada orang tua,” ungkap Ahmad.

Lebih jauh, Ahmad menuturkan bahwa program ini tidak sekadar memenuhi kewajiban administratif, melainkan harus benar-benar memberikan manfaat nyata. Menurutnya, sosialisasi mengenai titik kumpul saat terjadi bencana sudah mulai dilakukan, baik oleh sekolah maupun pemerintah setempat.

“Titik kumpul ini harus diketahui bersama. Tidak hanya formalitas, tapi benar-benar menjadi pengetahuan yang bisa menyelamatkan ketika bencana terjadi,” ujarnya.

Antusiasme siswa juga dinilai cukup tinggi. Dalam uji coba awal, para siswa menunjukkan minat besar terhadap materi kebencanaan.

Baca Juga:Pemkot Bandung Siapkan Kampung Bencana Antisipasi Mitigasi Sesar LembangMitigasi Lebih Penting dari Teknologi, BRIN Ingatkan Risiko Gempa Sesar Lembang

“Anak-anak awalnya masih meraba-raba, tapi setelah sepuluh menit, antusiasmenya luar biasa. Bahkan bukan hanya Pramuka, tetapi ekstrakurikuler seni, bahasa, maupun kepemimpinan juga terinspirasi untuk ikut menambahkan bekal pengetahuan kebencanaan ini,” kata Ahmad.

0 Komentar