Kesal Jalan Rusak, Warga Tanam Pohon Pisang di Akses Jalan Menuju Wisata Cireong!

Jalan menuju wisata Sungai Cireong di Desa Sukaresik Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis ditanami pohon pi
Jalan menuju wisata Sungai Cireong di Desa Sukaresik Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis ditanami pohon pisang oleh warga sebagai bentuk protes karena kondisi jalannya rusak. (foto: Tangkapan layar video amatir warga)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Aksi protes ditunjukkan masyarakat Dusun Ciawi, Desa Sukaresik, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Puluhan warga menanam pohon pisang di tengah jalan berlubang dan bergenang air menuju Objek Wisata Alam Sungai Cireong.

Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kondisi jalan yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki bertahun-tahun, padahal menjadi akses utama wisata andalan desa.

Tepat di pekan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, warga memilih cara unik untuk menyuarakan aspirasi.

Baca Juga:BULOG Bandung Gandeng Kejaksaan se-Bandung Raya Gelar Gerakan Pangan Murah SerentakWali Kota Cimahi: Jam Malam Pelajar untuk Lindungi Generasi Muda dari Premanisme

Alih-alih menggelar unjuk rasa, mereka menyumbat lubang-lubang jalan yang dipenuhi air hujan dengan bibit pisang. Lokasinya berada di ruas jalan sepanjang 4 kilometer yang menghubungkan permukiman warga dengan Sungai Cireong, dengan titik terparah mencapai 1 kilometer.

Dadang (50), tokoh masyarakat setempat yang akrab disapa Kobra, membenarkan aksi ini sebagai bentuk protes.

“Masyarakat frustasi. Tanam pisang di jalan ini cara kami menyindir ketidakpedulian pemerintah. Ini jalan utama, tapi kondisinya seperti kubangan kerbau,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Menurut Dadang, jalan tersebut telah rusak sejak 2018 tanpa ada perbaikan berarti. Ia mempertanyakan alokasi anggaran pembangunan infrastruktur.

“Desa lain jalan pada dihotmix mulus. Di sini, jalan menuju objek wisata justru terlupakan. Ke mana anggaran untuk kami?,” tegasnya.

Ia menjelaskan, lebar jalan yang hanya 3 meter semakin memperparah kondisi. Genangan air saat hujan menyebabkan licin dan sering memicu kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor.

“Bulan lalu, tiga warga terjatuh karena lubang tersembunyi di balik genangan. Ini membahayakan!” tambah Dadang.

Baca Juga:Nusantara Regas Dukung Penuh Pengembangan LNG HUB Bandung, Dorong Akses Energi Bersih untuk Sektor HOREKAArtotel Group Hadirkan “Waktu Indonesia Semarak”, Rayakan Kemerdekaan dengan Gaya 360°!

Kerusakan jalan ini dinilai mengancam potensi pariwisata Sungai Cireong yang seharusnya menjadi penopang ekonomi desa.

“Bagaimana mau menarik wisatawan kalau jalannya seperti medan perang? Wisatawan pasti cari kenyamanan,” tandas Dadang.

Ia menuturkan, sejak tahun 2020, kunjungan wisatawan merosot hingga 60%. Padahal, Sungai Cireong sebelumnya dikenal dengan panorama sungai jernih, area berkemah, dan wahana air.

“Pedagang sekitar objek wisata juga ikut merugi. Mereka mengandalkan penghasilan dari pengunjung,” paparnya.

Dadang mengungkapkan, Pemerintah Desa Sukaresik sebenarnya telah berupaya memperbaiki jalan secara swadaya, namun terkendala biaya.

“Satu kilometer saja kami tidak mampu. Perlu dana besar untuk hotmix atau paving. Ini butuh intervensi kabupaten atau provinsi,” jelasnya.

0 Komentar