Ancaman Narkoba di Kalangan Anak dan Remaja, DP3AP2KB Kota Cimahi Soroti Pentingnya Peran Keluarga

Peredaran dan penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba) di masyarakat, khususnya kalangan remaja semakin mengkhawatirkan.
Peredaran dan penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba) di masyarakat, khususnya kalangan remaja semakin mengkhawatirkan.
0 Komentar

“Perempuan juga tidak sedikit yang menjadi korban narkoba. Karena itu, kami juga punya program sosialisasi melalui forum generasi berencana,” ujarnya.

Forum ini memberikan edukasi kepada remaja agar mereka bisa menjadi peer tutor dan peer counselor, teman sebaya yang mampu mendampingi dan mengedukasi rekan-rekannya agar terhindar dari pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, dan pernikahan usia dini.

“Ujung-ujungnya memang seringkali mengarah ke seks bebas, narkoba, hingga pernikahan dini. Makanya kita coba bangun ketahanan keluarga dari sekarang,” ungkapnya.

Baca Juga:Polemik Pengembangan Pasar Kreatif Jawa Barat, Sebagian Dihentikan SementaraAjak Warga Kibarkan Merah Putih, Bupati Bogor: Benteng Terakhir adalah Persatuan! 

DP3AP2KB Cimahi juga memiliki program Bina Keluarga Remaja (BKR), yaitu program khusus untuk orang tua yang memiliki anak usia remaja.

Fitriani menjelaskan, pendekatan terhadap remaja tentu berbeda dibandingkan dengan anak-anak balita atau lansia. Remaja berada dalam masa transisi yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.

“Remaja ini sedang dalam fase mencari jati diri. Mereka tidak mau dibilang anak-anak tapi juga belum cukup umur untuk disebut dewasa. Ini masa yang sangat rentan untuk coba-coba,” jelasnya.

Menurutnya, perubahan hormon, ketertarikan pada lawan jenis, hingga tekanan lingkungan dan digitalisasi melalui gawai menjadi faktor pemicu perilaku menyimpang.

“Khususnya perempuan, dengan pergaulan dan akses tanpa batas lewat gadget, bisa saja mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang. Inilah yang membuat mereka rentan terhadap pergaulan bebas dan narkoba,” tuturnya.

Dalam penanganan kasus, DP3AP2KB memiliki dua layanan utama, P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) dan PUSPAGA. P2TP2A ditujukan untuk korban yang telah mengalami kekerasan atau penyimpangan berat.

Sementara PUSPAGA fokus pada pencegahan dan pembinaan sebelum anak menjadi korban.

Baca Juga:Groundbreaking Dapur SPPG, Kapolres Bogor Sebut Bisa Layani 20 Ribu Penerima Manfaat2 Truk Tabrakan di Bogor Selatan, Diduga Karena Rem Blong

“Kalau sudah jadi korban, kita arahkan ke P2TP2A. Tapi kalau masih di tahap awal seperti kesalahan pola asuh, tekanan mental, atau kesulitan belajar, itu bisa ditangani di PUSPAGA,” kata Fitriani.

Ia menegaskan bahwa pendekatan di PUSPAGA tidak hanya pada anak atau orang tua, melainkan seluruh keluarga.

“Keluarganya juga harus hadir karena kita mencari akar masalahnya. Mungkin orang tuanya terlalu sibuk, kurang perhatian, atau terlalu memanjakan. Jadi ini kita kaji secara menyeluruh,” pungkasnya. (Mong)

Laman:

1 2
0 Komentar