Jabar Ekspres – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar ancang-ancang untuk pengambilalihan RSUD Pantura M. A. Sentot Patrol. Lokasi RSUD itu cukup strategis, sejalan dengan kebutuhan Pemprov.
Kepala Dinkes Jabar dr. Raden Vini Adiani Dewi menuturkan, pengambilalihan RSUD di Indramayu itu tengah berproses. Targetnya tahun ini tuntas dalam hal administrasi.
“Setidaknya administrasi pengambilalihan bisa tuntas tahun ini. Tahun berikutnya ada DED, untuk pengembangan RSUD tersebut, ” terangnya saat dijumpai di Gedung Sate, Kamis (31/7).
Baca Juga:Dedi Mulyadi Tak Bergeming, Solidaritas Pekerja Pariwisata Sampaikan Surat Terbuka ke PresidenPemkab Bogor Defisit Rp529 Miliar, Ketua DPRD Dorong Peningkatan PAD
Selepas pengambilalihan itu tentu rumah sakit tidak akan dibiarkan. Semangatnya adalah perbaikan layanan kepada masyarakat.
Artinya rumah sakit itu bakal diupgrade. Sehingga berbagai layanan yang ada bisa lebih optimal dalam menunjang kebutuhan masyarakat. Mulai dari jumlah bed hingga persoalan layanan spesialis. “Idealnya memang RSUD provinsi itu bisa tipe A, ” sambungnya.
Vini melanjutkan, secara letak, RSUD di Indramayu itu cukup strategis. Rencana besar Pemprov adalah memberikan pemerataan layanan kesehatan.
Salah satunya soal keberadaan RSUD Provinsi. Saat ini Pemprov ada 6 RSUD Provinsi. Letaknya untuk mengcover beberapa daerah terdekat. “Nah, untuk wilayah Pantura itu belum ada. Ini (RSUD Sentot. Red) tepat. Ada di tengah-tengah Indramayu, Subang Majalengka, ” bebernya.
*Program Jaminan Kesehatan Untuk Warga Belum Tercover BPJS*
Beberapa waktu lalu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi sempat menyampaikan bahwa urusan kesehatan masyarakat harus terlayani. Termasuk bagi mereka yang belum tercover BPJS. Karena ada alokasi anggaran di Dinkes Jabar.
Vini menjelaskan, pengambilalihan RSUD Sentot itu juga berkaitan dengan program tersebut. “Itu anggarannya kami pasang di RSUD Provinsi, ” jelasnya.
Vini melanjutkan, program itu namanya Jaminan Kesehatan Masyarakat. Memang benar ada alokasi untuk mengcover masyarakat yang butuh akses kesehatan tapi belum tercover BPJS. Anggaran setahun bisa sekitar Rp 7 Miliar.
Baca Juga:Dugaan Perundungan dan Kekerasan di SMAT Krida Nusantara, Pengawasan Sekolah DipertanyakanPerluas Akses Digital di Lingkungan Kampus, Indosat Resmikan IM3 Corner di Universitas Parahyangan
“Biasanya nanti klaim dari RSUD itu akan kami verifikasi. Termasuk keabsahan penerima manfaat, ” tuturnya.
Sehingga hadirnya RSUD Sentot itu juga memperlebar akses terhadap program tersebut. Masyarakat khususnya wilayah Pantura tak perlu jauh-jauh ke RSUD Welas Asih atau Hasan Sadikin. (son)
