Penertiban Parkir Liar di Kota Bandung, Dishub: Setiap Hari Ada Tindakan, Ratusan Kendaraan Terjaring

Penertiban Parkir Liar di Kota Bandung, Dishub: Setiap Hari Ada Tindakan, Ratusan Kendaraan Terjaring
Ilustrasi parkir liar di bahu jalan di Bandung. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung terus menggencarkan upaya penertiban parkir liar yang menjadi salah satu penyebab utama kemacetan di berbagai titik wilayah Kota Kembang.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional (Dalops) Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara, menyampaikan bahwa kegiatan penertiban dilakukan secara rutin setiap hari dan akan ditindaklanjuti jika ada laporan dari masyarakat, baik melalui media sosial maupun aduan langsung.

“Penertiban parkir itu setiap hari satu kali. Dan kalau ada pengaduan, langsung kami tindak lanjuti. Untuk lokasi tidak kami sebutkan karena khawatir bocor. Kami bergerak tentatif, bisa ke barat, timur, utara, atau selatan,” ujar Asep, Senin (28/7).

Baca Juga:Upaya Penyelamatan Lingkungan, Pemkab Bogor dan KLHK Bongkar Bangunan Ilegal di Kawasan PuncakĀ Inflasi Kota Bogor Terkendali, Harga Pangan Tetap Stabil

Dalam sehari, diakuinya, satu anggota Dishub bisa menindak hingga delapan kendaraan roda dua yang parkir sembarangan. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, tercatat sekitar 20 pelanggaran ditindak setiap hari. Jika dikalikan dengan rata-rata 20 hari kerja per bulan, jumlah kendaraan yang ditindak bisa mencapai ratusan unit setiap bulannya.

“Kalau roda dua satu anggota itu 8 per hari. Roda empat sekitar 20 per hari. Itu belum termasuk tilang ETLE dari kepolisian yang juga kami dampingi,” jelasnya.

Tindakan penertiban ini melibatkan kerja sama dengan pihak kepolisian, TNI, PM, hingga Kodam. Meski tidak menjadi target pendapatan asli daerah (PAD), hasil dari pengangkutan kendaraan oleh derek tetap menghasilkan kontribusi, meskipun nilainya tidak terlalu besar.

“Per tahun dari hasil derek itu sekitar Rp150 juta. Tapi itu bukan PAD yang ditargetkan. Kalau ditargetkan, berarti harus banyak pelanggaran. Padahal kita berharap pelanggaran justru semakin berkurang,” tambahnya.

Salah satu titik rawan parkir liar berada di kawasan Sukajadi, terutama di sepanjang jalan di bawah Biofarma. Selain itu, kawasan Pasteur yang ramai oleh wisatawan dan pertokoan oleh-oleh juga menjadi fokus pengawasan, terutama saat akhir pekan dan libur panjang, di mana pelanggaran cenderung meningkat.

“Kalau Sabtu-Minggu, apalagi long weekend, jumlah pelanggaran parkir liar meningkat. Tapi sekarang sudah lebih baik, seperti di kawasan Pasteur yang sudah mulai tertib,” ujarnya.

0 Komentar