Miris! Tertemper Kereta di Perlintasan Tanpa Palang, Penjual Mainan Keliling Meninggal di Tempat

Miris! Tertemper Kereta di Perlintasan Tanpa Palang, Penjual Mainan Keliling Meninggal di Tempat
Korban tewas tertemper kereta api Kutojaya Selatan di perlintasan tanpa palang di Desa Balokang dievakuasi petugas, Minggu (27/7/2025). (Cecep Herdi/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sebuah peristiwa tragis merenggut nyawa seorang penjual mainan keliling, Minggu (27/7/2025) siang, di kawasan Balokang, Kecamatan Banjar, Kota Banjar. Ihun, warga Cibonte, Kelurahan Situbatu, tewas setelah sepeda motornya tertemper kereta api Kutojaya Selatan yang melaju dari arah timur.

Kejadian memilukan ini terjadi sekitar pukul 13.32 WIB di pintu perlintasan rel kereta api Balokang. Menurut keterangan Dodi, petugas Satpam Stasiun Banjar, korban ditemukan sudah tidak bernyawa di lokasi kejadian. Kekuatan tabrakan dengan rangkaian kereta api mengakibatkan kondisi yang sangat parah pada diri korban.

“Kondisi bagian kepala korban mengalami luka yang sangat berat. Korban terlempar cukup jauh, diperkirakan hingga jarak sekitar 15 meter dari titik tabrakan,” jelas Dodi saat memberikan keterangan di lokasi.

Baca Juga:Joran dan Rakit Warnai Saguling Water Fest 2025, Jadi Magnet Baru Wisata Bandung BaratKetangkasan Domba Jadi Strategi Jeje Ritchie Bangkitkan Agribisnis KBB

Sepeda motor yang dikendarai Ihun juga mengalami kerusakan parah, ringsek akibat hantaman keras. Yang lebih memprihatinkan, kejadian ini terjadi di perlintasan yang diketahui tidak dijaga oleh palang pintu resmi.

“Pintu perlintasan di kawasan Balokang ini hanya dijaga oleh swadaya masyarakat setempat,” kata dia.

Diduga kuat, korban saat itu sedang menyeberangi rel kereta api di titik perlintasan yang tidak memiliki palang pintu pengaman.

Tanpa pengaman fisik yang memadai dan mungkin karena faktor ketidaksadaran atau terbatasnya pandangan, Ihun dikabarkan tidak melihat atau menyadari kedatangan kereta api Kutojaya Selatan yang sedang melintas dengan kecepatan tertentu.

Ketidakmampuan untuk mendeteksi kedatangan kereta pada saat kritis inilah yang diduga menjadi penyebab utama terjadinya tabrakan fatal tersebut.

Setelah kejadian, petugas kepolisian dan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat segera bergerak ke lokasi.

Tim melakukan proses evakuasi terhadap jenazah Ihun serta menangani situasi di sekitar perlintasan untuk memastikan keamanan dan kelancaran lalu lintas kereta api.

Baca Juga:Berlangsung Bertahun-tahun, RSIA Kartini Padalarang Tunggak Gaji Dokter hingga Miliaran RupiahMeski Sudah Disindir Gubernur Demul, Pemkab Bandung Masih Biarkan Simpang Susun Cileunyi Semrawut

Jasad korban kemudian dibawa ke RSUD Banjar untuk proses lebih lanjut guna kepentingan visum dan penyelidikan.

Insiden tragis ini menegaskan bahwa upaya swadaya masyarakat, meski patut diapresiasi, tidaklah cukup sebagai pengganti infrastruktur pengaman standar dan pengawasan resmi yang memadai.

0 Komentar