JABAR EKSPRES – Pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono yang menyebut ikan hasil budidaya di Waduk Cirata mengandung merkuri dalam kadar tinggi dan tidak layak konsumsi memicu reaksi keras dari para pembudidaya keramba jaring apung (KJA) di wilayah Bandung Barat.
Asep Sulaeman, salah satu pembudidaya KJA yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Peduli Cirata (MPC), menilai pernyataan tersebut sangat merugikan pelaku usaha perikanan di kawasan tersebut.
“Kami sudah tahu sejak lama kondisi air di Cirata memang tercemar. Tapi yang kami butuhkan sekarang bukan cuma statement, melainkan solusi nyata dari pemerintah,” ujar Asep saat dihubungi, Kamis (26/6/2025).
Baca Juga:Belum Ada Kasus di Cimahi, Virus Hanta Tetap Jadi Perhatian Serius Dinas KesehatanMemanas! Ridwan Kamil Resmi Gugat Balik Lisa Mariana ke PN Bandung
Menurut Asep, pernyataan Menteri KKP yang disampaikan ke publik tanpa disertai solusi konkret telah menurunkan kepercayaan pasar terhadap hasil budidaya ikan dari Cirata.
Ia juga mengingatkan bahwa Waduk Cirata dan Jatiluhur merupakan dua sentra produksi ikan air tawar terbesar di Jawa Barat.
“Jangan sampai kami jadi korban. Ikan kami tidak laku karena dianggap berbahaya, tapi sumber pencemaran seperti TPA Sarimukti dibiarkan. Air lindi dari sana jelas mengalir ke Cirata, tapi mana penindakannya?” tegasnya.
Asep juga mengkritisi program revitalisasi Sungai Citarum yang dinilainya belum menunjukkan hasil signifikan dalam perbaikan kualitas air.
Meski demikian, ia menyatakan dukungan penuh kepada pemerintah jika memang serius melakukan penataan dan pemulihan kawasan perairan secara menyeluruh.
“Saya sudah puluhan tahun jadi petani KJA sejak tahun 90-an. Produksi ikan terus menurun seiring buruknya kualitas air. Kalau pemerintah mau menata ulang dan benar-benar memulihkan air, kami akan dukung,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Rabu (25/6/2025), Menteri Trenggono menyebutkan bahwa ikan dari Waduk Cirata mengandung merkuri dalam kadar tinggi sehingga tidak layak konsumsi.
Baca Juga:Kecam Pesta Gay di Bogor, MUI Jabar minta APH Bertindak Tegas!Antisipasi Kecurangan SPMB, Disdik Cimahi Awasi Ketat Koordinat Domisili Peserta
“Waduk Cirata itu sebenarnya sudah tidak layak dimakan, ikannya itu sudah tidak layak. Karena kandungan merkurinya sangat tinggi dan itu sangat tidak sehat untuk masyarakat. Tapi kalau itu langsung disetop, ribuan keramba di situ pasti akan demo kepada KKP,” kata Trenggono.
