Pasar Seni ITB 2025 Guncang Ruang Publik Bandung Lewat Pertunjukan Kejutan ‘Beranda Bersama’

Pasar Seni ITB 2025 Guncang Ruang Publik Bandung Lewat Pertunjukan Kejutan 'Beranda Bersama'
0 Komentar

JABAR EKSPRES — Suasana tiga lokasi ikonik di Kota Bandung, yakni Cihampelas Walk, 23 Paskal, dan Lapangan Gasibu akhir pekan lalu mendadak berubah.

Tanpa pengumuman, tanpa panggung, sekelompok performer muncul di tengah keramaian, membaur, lalu serempak menyuguhkan pertunjukan yang menggugah.

Inilah ‘Beranda Bersama’ yakni pre-event kedua dari Pasar Seni ITB 2025 yang digelar pada tanggal 13–15 Juni 2025.

Baca Juga:Warga Sindanggalih Geger, Ular Sanca Sepanjang 5 Meter Ditemukan Dekat PemukimanPemkot Bogor Bakal Tambah 50 Personel Satpol PP, Ini Pesan Jenal Mutaqin!

Lebih dari sekadar pertunjukan, ‘Beranda Bersama’ merupakan eksperimen sosial dan artistik yang menyusup ke ruang publik, menghadirkan seni secara spontan dan intim di tengah rutinitas warga kota Bandung.

Dirancang tanpa batas formal antara seniman dan penonton, pertunjukan ini mengusung karya performatif bertajuk Resonansi (2025), yang mengeksplorasi bagaimana manusia menyerap dan menanggapi arus informasi dalam keseharian mereka.

Dengan premis “perception” sebagai titik tolak, Resonansi menampilkan transformasi tubuh-tubuh individu yang awalnya bebas, lalu melebur dalam pola gerak kolektif akibat “infeksi” simbolik yang menyebar melalui kontak fisik dan visual. Sebuah metafora yang kuat atas realitas sosial kita hari ini, ketika identitas personal kerap larut dalam arus kolektif budaya, teknologi, dan opini publik.

“Kami ingin menghadirkan seni sebagai peristiwa yang tak terduga, yang membangunkan rasa sadar kolektif di ruang-ruang kota,” ujar Ketua Panitia Pasar Seni ITB 2025, Kayla Davina dalam keterangan resmi, Selasa (17/6/2025).

Menurutnya, kekuatan performans ini tak hanya terletak pada konsepnya yang mendalam, tetapi juga pada eksekusinya yang berkelanjutan.

“Kostum dan instrumen dibuat dari bahan daur ulang, sementara musiknya dirancang dengan pendekatan minimal composition—pelan namun membangun suasana, selaras dengan ritme transformasi para performer,” jelas Kayla.

Pasar Seni ITB bukan nama baru dalam dunia seni Indonesia. Sejak 1972, festival ini telah menjadi panggung utama bagi seniman, desainer, musisi, dan masyarakat untuk berinteraksi dan berkreasi bersama.

Baca Juga:Menilik Pengembangan Pesawat Taksi Udara di Kota Bandung28 Adegan Rekonstruksi Bongkar Sadisnya Cucu Habisi Nenek Kandung di Ciamis

Pada edisi 2014, acara ini bahkan mencatat rekor 700.000 pengunjung dalam sehari, menjadikannya salah satu festival seni terbesar di Asia Tenggara.

Mengusung tema inklusivitas dan keberlanjutan, Pasar Seni ITB 2025 berkomitmen membuka lebih banyak ruang bagi kolaborasi dan partisipasi publik. ‘Beranda Bersama’ menjadi bukti nyata dari semangat tersebut—bahwa seni bukan milik galeri semata, tapi juga milik trotoar, mal, dan lapangan kota. Seni yang hidup dan hadir, mengejutkan namun menggerakkan.

0 Komentar