Proyek Drainase Rancaekek Mangkrak Sejak Maret, Warga Terpaksa Bangun Jembatan Darurat

Proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung dinilai mangkrak dan belum ada penyelesaian. (Yanuar/Jabar Ekspres)
Proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung dinilai mangkrak dan belum ada penyelesaian. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Proyek normalisasi drainase di wilayah Desa Rancaekek Wetan, Kabupaten Bandung dinilai mangkrak dan belum ada penyelesaian.

Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias terbengkalai.

Kepala Dusun (Kadus) 4 Desa Rancaekek Wetan yang membawahi RW09 dan RW22, Didin Sahidin bahwa proyek tersebut sudah cukup lama mangkrak.

“Betul mangkraknya proyek drainase puluhan warga mengeluhkan,” katanya, Rabu (11/5).

Baca Juga:KPK Mulai Lelang 81 Barang Sitaan, dari Rumah Mewah hingga Baju Sutra Rp5.700Tanggapi Tuntutan Jaksa, Kuasa Hukum Ema Sumarna Siapkan Nota Pembelaan

Proyek normalisasi drainase tersebut, ujar Didin, dikerjakan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung sejak Maret 2025 lalu dan dinilai mangkrak karena hanya sebatas pembongkaran jembatan saja.

“Proyek normalisasi drainase yang katanya akan selesai sebelum Idulfitri 2025 lalu hingga masih belum diketahui nasibnya kapan akan digarap,” ujarnya.

Dampaknya, dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak.

Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas membongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.

Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan ke geng terganggu. Akhirnya warga membangun jembatan darurat dengan kayu.

Masih dalam pantauan, keluhan dan jeritan puluhan warga ini dilampiaskan dengan memasang sejumlah spanduk di lokasi proyek.

Spanduk di antaranya bertuliskan ‘Proyek Mangkrak Normaliasi Selokan’ dan ‘Mohon Tidak Lanjuti, Berani Bongkar, Berani Pasang’ serta tulisan ‘Katanya Membenahi Malah Ngarurujit (memperburuk)’.

Baca Juga:Musdes Koperasi Merah Putih Nyaris Tuntas, Jangkau Hampir Seluruh Wilayah JabarFraksi DPRD Jabar Doro Ngajak Warga Ikut Aktif Susun RPJMD 2025-2029

Didin pun mengaku, terkait proyek normalisasi drainase yang terbengkalai ini tanpa sosialisasi ini, keadaannya kini sudah tak kondusif.

“Karena sudah tak kondusif, saya pun mengundurkan diri sebagai Kadus 4. Namun saya masih berusaha memfasilitasi dan memperjuangkan puluhan warga terdampak,” bebernya.

“Supaya proyek normalisasi yang mangkrak yang kini menjerit, proyeknya segera dilanjut,” pungkas Didin. (Bas)

0 Komentar