JABAR EKSPRES – Di era teknologi tinggi dan kecerdasan buatan (AI) seperti sekarang, mencari uang (cuan) memang terasa semakin mudah. Banyak orang hanya duduk santai sambil mendengarkan musik, lalu diklaim bisa menghasilkan uang. Salah satu aplikasi yang sedang ramai dibicarakan adalah MX Trend. Konsepnya sangat menarik bagi sebagian orang, terutama mereka yang malas tetapi serakah, karena cukup dengan mendengarkan musik, konon kita bisa mendapatkan penghasilan.
Namun, pertanyaannya adalah Apakah MX Trend ini aplikasi legal? Apakah benar bisa menghasilkan uang hanya dengan mendengarkan musik?
MX Trend merupakan aplikasi yang mengklaim memberi imbalan uang kepada penggunanya hanya dengan mendengarkan musik. Konsep ini cukup berbeda dari model aplikasi penghasil uang yang sebelumnya lebih umum, seperti menonton iklan atau mengerjakan tugas-tugas ringan. Di permukaan, pendekatannya terlihat “kreatif”, namun jika ditelaah lebih dalam, kita patut curiga.
Baca Juga:7 Hal Menarik Dari Poco F7, Dijuluki HP Flagship Harga Midrange Segudang Fitur5 Kelemahan Honda PCX Sebagai Motor Matic Premium Kebanggaan Kaum Menengah
Faktanya, aplikasi seperti ini lebih mirip dengan skema Ponzi. Skema ini banyak ditemukan berasal dari luar negeri, terutama dari negara seperti Kamboja, dan dijalankan oleh jaringan yang berorientasi pada penipuan. Mereka membuat aplikasi seolah-olah memberikan keuntungan, padahal di balik itu, uang Anda justru akan hilang, dan aplikasinya bisa lenyap kapan saja tanpa jejak.
Siapa target utama mereka? Orang-orang yang menginginkan uang dengan cara instan, tanpa usaha berarti. Dengan kata lain, mereka menyasar kelompok yang malas tetapi serakah, yang mau “bekerja” seminimal mungkin tetapi berharap hasil maksimal. Maka muncullah “umpan” berupa pekerjaan ringan—seperti mendengarkan musik—yang seolah-olah mendatangkan cuan.
Sayangnya, uang yang diklaim bisa Anda peroleh dari mendengarkan musik itu bukanlah penghasilan nyata. Itu hanyalah pemanis, agar Anda merasa senang dan bersedia membagikan aplikasi ini ke orang lain, terutama ke teman-teman yang juga tergoda dengan janji uang mudah.
Lalu muncullah sistem MLM (multi-level marketing), di mana Anda akan dijanjikan bonus jika berhasil merekrut orang lain. Tidak berhenti di situ, Anda bahkan bisa diprovokasi untuk membuka “kantor”, menyelenggarakan seminar, atau membuat komunitas, semua demi memperluas jaringan yang sebenarnya hanya akan menguntungkan pihak di atas saja—bukan Anda.