JABAR EKSPRES – Uang kuno di Indonesia bisa jadi tambang emas! Kalau kamu punya uang lama di rumah, jangan buru-buru dibuang. Siapa tahu nilainya sudah tembus puluhan juta rupiah!
Kamu pernah nemu uang koin jadul atau uang kertas lawas saat beres-beres rumah? Jangan buru-buru dibuang, ya! Bisa jadi, kamu sedang memegang harta karun kecil yang nilainya bisa bikin kamu melongo.
Di dunia numismatik (ilmu tentang uang kuno), uang lama bukan sekadar alat tukar masa lalu, tapi bagian penting dari sejarah dan budaya.
Bahkan, beberapa kolektor rela merogoh kocek dalam-dalam hanya demi selembar atau sekeping uang kuno yang mereka incar.
BACA JUGA: Benarkah Ada Kenaikan Dana Bantuan BPNT dan PKH 2025? Ini Infonya!
Nah, buat kamu yang penasaran, ini dia 7 uang kuno paling mahal di Indonesia yang nilainya bisa sampai Rp100 juta! Siapa tahu salah satunya ada di laci rumahmu.
1. Koin Rp1.000 Kelapa Sawit (Emisi 1993)
Uang logam ini memang masih sah sebagai alat pembayaran, tapi kelangkaannya bikin harganya meroket. Di beberapa situs jual beli online, satu keping koin ini bisa dihargai hingga Rp100 juta! Desain kelapa sawitnya melambangkan pentingnya industri perkebunan Indonesia.
2. Koin Rp25 Burung (Emisi 1971)
Dulu, uang ini sering kita lihat. Tapi sekarang? Sudah langka banget. Meski tak lagi berlaku, koin ini diburu kolektor dan bisa laku hingga Rp500 ribu per keping, tergantung kondisinya.
3. Koin Rp100 Wayang (Emisi 1973)
Uang logam dengan desain budaya ini punya nilai sejarah tinggi. Di pasar kolektor, koin ini bisa terjual hingga Rp10 juta! Semakin mulus bentuknya, makin tinggi pula harganya.
4. Koin Emas Soeharto (Emisi 1995)
Koin satu ini super spesial. Terbuat dari emas 23 karat dengan gambar Presiden Soeharto, uang ini adalah simbol kehormatan di masanya. Di pasaran, harganya bisa menyentuh Rp85 juta per keping!
5. Koin Rp100 Rumah Gadang (Emisi 1978)
Bergambar rumah adat dan tokoh pewayangan, koin ini jadi simbol budaya Indonesia. Harganya? Bisa sampai jutaan rupiah, tergantung seberapa langka dan bagus kondisinya.
