JABAR EKSPRES – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, melontarkan kritik keras terhadap pelaksanaan undian Liga 4 yang dinilai sarat kejanggalan dan jauh dari standar profesionalisme.
Ia menegaskan bahwa proses pengundian tersebut harus diulang demi menjaga sportivitas dan integritas sepak bola nasional.
Dalam pernyataan resminya, Erick menyatakan bahwa ketidakjelasan dan ketidakterbukaan dalam proses drawing Liga 4 bukan hanya mencoreng nama baik kompetisi, tetapi juga mencederai prinsip fair play yang menjadi fondasi sepak bola.
Baca Juga:3 Pelajar di Kota Banjar Terlibat Jual Beli Tembakau Sintetis di Rental Play StationNyaah Ka Indung, Upaya Pemkot Fasilitasi Kelompok Rentan di Kota Bandung
“Kami menyesalkan pelaksanaan drawing Liga 4 yang berlangsung secara tidak profesional dan tidak transparan. Jangan pernah main-main dengan kompetisi Liga,” tegas Erick Thohir.
PSSI menanggapi serius laporan publik terkait viralnya video proses pengundian yang memperlihatkan tindakan mencurigakan.
Dalam rekaman tersebut, seorang pria membuka bola undian di bawah meja, di luar pandangan publik. Hal ini memicu dugaan kecurangan dan manipulasi hasil undian.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Erick mendesak agar proses drawing ulang segera dilakukan, dengan melibatkan seluruh pihak terkait serta memastikan prosedur dilakukan secara adil dan terbuka.
“Kami mendesak agar dilakukan drawing ulang dengan prosedur yang jelas, adil, dan melibatkan semua pihak terkait,” jelasnya.
PSSI juga menegaskan bahwa Liga 4, meskipun merupakan level bawah dalam struktur kompetisi nasional, tetap merupakan bagian penting dalam pembangunan ekosistem sepak bola Indonesia.
Oleh karena itu, setiap pelaksanaan kompetisi, dari liga teratas hingga terbawah, harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Baca Juga:BREAKING NEWS: Pabrik Petasan di Leuwiliang Bogor Terbakar, Penanganan Masih BerlangsungSampah Menumpuk di Banjar, Kadis LH Desak Kamisama Benahi Operasional
Evaluasi menyeluruh terhadap pihak penyelenggara juga akan dilakukan. PSSI berkomitmen agar insiden serupa tidak terulang di masa depan, sebagai bagian dari upaya membangun sepak bola nasional yang bersih, kompetitif, dan berprestasi.
