Kenapa 10 Hari Terakhir Ramadhan Banyak Orang Sakit?

JABAR EKSPRES – Ramadhan selalu menjadi bulan penuh berkah dan keutamaan, namun 10 hari terakhir bulan suci ini banyak orang justru merasakan tubuh yang semakin melemah, daya tahan menurun, bahkan jatuh sakit.

Padahal, sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah waktu paling istimewa, di mana umat Islam berlomba-lomba meningkatkan ibadah untuk meraih malam Lailatul Qadar.

Baca juga : Kenali Tanda-tanda Lailatul Qodar dan Lakukan Amalannya

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan, apakah sakit di 10 hari terakhir Ramadhan ini hanya kebetulan semata, atau justru memiliki makna spiritual tersendiri?

Dalam Islam, tidak ada satu pun kejadian yang terjadi tanpa hikmah.

Sakit yang datang di akhir Ramadhan bisa jadi bukan sekadar ujian, tetapi justru rahmat tersembunyi dari Allah SWT.

1. Sakit Bisa Menghapus Dosa, Asal Dijalani dengan Sabar

Menurut ajaran Islam, sakit bukanlah sekadar penderitaan fisik, tetapi juga bisa menjadi cara Allah SWT untuk menghapus dosa seorang hamba.

Seperti yang disampaikan oleh Kiai Abdul Fatah al Hafidz, “Yang pertama, dapat menggugurkan dosa kalau dijalani dengan sabar.”

Ketika seseorang sakit, ia diberi kesempatan untuk merenungi perjalanan hidupnya, beristighfar, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Kesabaran dalam menghadapi sakit ini pun dihitung sebagai ibadah yang bernilai besar.

Dengan kata lain, sakit yang dialami bisa menjadi jalan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil sebelum menyambut hari kemenangan, Idul Fitri.

2. Ujian Keimanan

Sakit di penghujung Ramadan juga bisa dilihat sebagai ujian keimanan.

Allah SWT ingin melihat bagaimana seorang hamba tetap beribadah meskipun dalam kondisi lemah.

Dalam keadaan sakit, seseorang mungkin tidak bisa menjalankan ibadah fisik seperti tarawih atau iktikaf di masjid, tetapi ia masih bisa memperbanyak doa, dzikir, dan istighfar.

Bahkan, dalam kondisi lemah ini, seseorang cenderung lebih sering mengingat Allah, merasa lebih bergantung kepada-Nya, dan lebih banyak berdoa dengan penuh ketulusan.

Inilah yang menjadikan sakit bukan hanya sebagai cobaan, tetapi juga kesempatan untuk semakin memperkuat hubungan dengan Sang Khalik.

3. Pengingat Besarnya Nikmat Kesehatan

Ketika sehat, sering kali manusia lupa untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan