Apakah Aplikasi NEXT15 Penghasil Uang Aman untuk Digunakan?

JABAR EKSPRES – Di tengah maraknya aplikasi penghasil uang, Next1 muncul sebagai salah satu platform yang menjanjikan keuntungan instan hanya dengan menonton iklan. Namun, di balik tampilan menariknya, aplikasi ini ternyata menyimpan banyak kejanggalan yang mengindikasikan sebagai skema ponzi.

Salah satu ciri khas aplikasi penipuan adalah keharusan menggunakan kode undangan untuk mendaftar. Jika tidak memiliki kode tersebut, pengguna tidak bisa mengakses aplikasi. Uniknya, kode undangan Next1 sangat sulit ditemukan di media sosial seperti Facebook, YouTube, atau TikTok.

Hanya ada segelintir orang yang memperlihatkan bukti penarikan uang, tetapi mereka enggan membagikan kode undangan. Diduga, mereka dilarang menyebarkan kode secara publik agar akun mereka tidak dibekukan oleh pengembang aplikasi.

Baca juga :  Hari Ini Aplikasi MXTrend FIX SCAM, Semua Anggota Panik Tak Bisa Tarik Dana

Pengguna baru yang berhasil mendaftar akan masuk ke masa percobaan, di mana mereka diberi tugas menonton iklan dan mendapatkan bayaran Rp2.000 per iklan. Pola ini mirip dengan aplikasi scam sebelumnya seperti Pitub, yang sempat viral namun akhirnya scam. Pengguna hanya perlu menonton beberapa detik iklan, lalu menjawab pertanyaan sederhana untuk mendapatkan komisi.

Pada awalnya, semua tampak normal dan pengguna bisa menarik saldo yang didapat. Namun, jebakan sesungguhnya ada pada skema level berbayar yang mengharuskan pengguna untuk melakukan deposit dalam jumlah tertentu agar mendapatkan keuntungan lebih besar.

Berikut adalah skema paket investasi yang ditawarkan di dalam aplikasi Next1:

  • Paket A1: Modal Rp360.000, penghasilan per tugas Rp1.800.
  • Paket A2: Modal Rp1.440.000, penghasilan per tugas Rp3.600.
  • Paket A3: Modal Rp3.000.000, penghasilan per tugas Rp5.300.

Semakin tinggi level yang Anda pilih, semakin besar komisi yang mereka janjikan. Namun, perlu jadi catatan bahwa sumber dana untuk membayar pengguna berasal dari deposit member baru. Skema ini terkenal sebagai “member bayar member”, yang merupakan karakteristik utama skema ponzi. Selama masih ada pengguna yang bergabung dan menyetor uang, sistem akan terus berjalan. Namun, begitu jumlah pengguna baru berkurang, aplikasi akan berhenti membayar dan akhirnya scam.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan