Heboh ‘Warung Bunda’, MUI Cimahi Minta Pemkot Bertindak Tegas

JABAR EKSPRES – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cimahi angkat bicara terkait fenomena “Warung Bunda” yang menghebohkan media sosial.

Warung yang disebut-sebut sebagai tempat nongkrong remaja dan menyediakan kamar mesum itu menuai keprihatinan mendalam dari MUI.

Sekretaris Umum MUI Kota Cimahi, Yayan Rohyana menyebut isu kenakalan remaja bukanlah hal baru. Namun, adanya fasilitas kamar mesum di warung tersebut dinilainya sangat memprihatinkan.

“Sebetulnya keberadaan warung atau tempat nongkrong anak-anak yang ‘bandel’, bahkan sampai minum miras itu dari dulu sudah ada. Tapi kalau sampai warung itu menyediakan kamar khusus untuk berpacaran, maka itu tentunya sangat menyedihkan dan memprihatinkan,” ungkap Yayan saat dihubungi, Minggu (16/3/25).

Yayan mengaku MUI sempat mengira fenomena yang viral di media sosial itu hanya sebatas tempat nongkrong biasa. Namun, setelah mendengar adanya penyediaan kamar untuk berpacaran, pihaknya merasa sangat terkejut.

“Kami hanya mengira warung itu paling dipakai nongkrong, atau parahnya paling miras. Tapi setelah adanya laporan bahwa warung menyediakan kamar untuk pacaran, kita menjadi syok,” lanjutnya.

Terkait hal ini, MUI Cimahi mendorong Pemerintah Kota Cimahi dan aparat penegak hukum untuk mengambil langkah tegas.

BACA JUGA: Harga Bahan Baku Melonjak, Pengusaha Kue Lebaran di Cimahi Tetap Bertahan Demi Jaga Kualitas

Menurut Yayan, fenomena tersebut tidak hanya mencoreng nama baik Kota Cimahi, tetapi juga mengkhawatirkan dari sisi moral generasi muda.

“Kami juga mendorong pemerintah kota dan penegak hukum agar lebih tegas lagi. Kalau kami ini bekerja di wilayah amar ma’ruf, lebih kepada mengajak dan mengedukasi. Sedangkan wilayah nahi munkar ini bagian pemerintah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Yayan menyatakan pemilik warung yang terbukti memfasilitasi perbuatan pidana harus diproses sesuai hukum yang berlaku untuk memberikan efek jera.

“Tapi alhamdulillah terkonfirmasi Pak Wali Kota sudah memilih tindakan tegas yang akan dilakukan lebih awal dibanding langkah lainnya,” ujarnya.

Yayan juga menegaskan bahwa MUI siap dilibatkan oleh pemerintah kota jika dibentuk tim khusus untuk menangani persoalan ini.

“Kami siap, tentu pada bagian yang dibutuhkan oleh pemerintah, sesuai dengan kapasitas kita dalam edukasi dan penguatan spiritual keagamaan,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan