Dedi Mulyadi Desak BPK Ikut Audit Alih Fungsi Lahan di Jabar

JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendorong Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk ikut mengaudit alih fungsi lahan di Jabar.

Langkah ini dianggap perlu sebagai respons terhadap berbagai bencana yang terjadi akibat kerusakan lingkungan di daerah tersebut.

Permintaan ini disampaikan Dedi usai menghadiri pergantian Kepala BPK Perwakilan Jawa Barat pada Kamis (13/3).

Menurutnya, alih fungsi lahan telah menimbulkan berbagai kerugian besar, sehingga diperlukan audit komprehensif guna menindaklanjuti permasalahan ini secara serius.

Dedi menjabarkan, kerugian akibat alih fungsi lahan itu di antaranya adalah kerugian material. “Secara material alih fungsi lahan itu merugikan, bisa dihitung aspek ekonominya dengan cermat,” katanya.

BACA JUGA: Gubernur Jawa Barat Siapkan Pergub Larangan Alih Fungsi Lahan untuk Cegah Bencana

Selain itu, hilangnya karbon atau udara bersih dan sumber-sumber mata air akibat pohon berganti menjadi beton juga menjadi kerugian.

Hal itu pun mengakibatkan kerugian lain seperti bencana banjir dan longsor. Menurut Dedi, itu merupakan dampak paling serius, sebab merusak permukiman warga dan infrastruktur publik.

“Untuk pemulihan bencana, negara juga perlu keluar anggaran baik APBN maupun APBD. Ini kan mengurangi anggaran belanja yang semestinya bisa disalurkan untuk sektor publik lainnya,” tuturnya.

Dedi menyampaikan, dampak dari bencana tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan, seperti munculnya berbagai penyakit pasca banjir menerjang.

“Jadi alih fungsi lahan itu tak hanya soal ekologi, tapi juga ekonomi dan berpengaruh pada ekosistem keuangan negara,” bebernya.

BACA JUGA: Tingginya Potensi Bencana di Cimahi, Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Jadi Sorotan

Dalam kesempatan itu juga, Dedi juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah membentuk tim untuk mengevaluasi berbagai perizinan di wilayah Jabar.

“Kami sudah minta Asda 1 untuk buat tim. Itu terdiri dari berbagai pakar. Ini nanti akan berikan rekomendasi apakah perizinan sudah tepat termasuk tata ruang,” sambungnya.

Pemprov sendiri juga tengah fokus dalam penanganan bencana yang terjadi akhir-akhir ini. Penyelesaiannya dari hulu hingga hilir. Di hulu misalnya, dengan menindak tegas pelaku alih fungsi lahan. Di tinggkat hilir, berbagai upaya juga dilakukan. Seperti normalisasi sungai.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan