Cerita Tukang Sol di Cimahi yang Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Modernisasi

Ade, Salah Satu Tukang Sol di Jalan Sriwijaya Kota Cimahi (Mong)
Ade, Salah Satu Tukang Sol di Jalan Sriwijaya Kota Cimahi (Mong)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Di sudut-sudut Kota Cimahi, di antara riuhnya kendaraan dan lalu lalang para pekerja, para tukang sol sepatu masih berusaha bertahan di sepanjang Jalan Sriwijaya,Cimahi Tengah.

Mereka menghadapi tantangan besar dari menurunnya minat masyarakat untuk memperbaiki sepatu hingga gempuran sepatu murah yang mudah didapat.

Salah satunya adalah Abah Ade (65), pria asal Cianjur yang telah menggeluti pekerjaan ini sejak tahun 1980-an. Duduk di bangku kayu kecil, tangannya cekatan menjahit sepatu yang mulai usang. Sesekali ia menunduk, merapikan benang yang melintang, sembari berbagi kisahnya.

Baca Juga:Peresmian Bank Emas Pertama di Indonesia, Presiden Berharap Jadi Dampak Positif Bagi PerekonomianDana Desa Kota Banjar Tahun 2025 Capai Rp18,55 Miliar, Nasib Anggaran Desa Masih Mengambang

“Mau gimana lagi? Sekarang sepatu murah banyak, orang lebih milih beli baru. Tapi saya sudah dari tahun 80-an kerja gini, kalau berhenti mau kerja apa lagi?” katanya dengan nada pasrah.

Sejak awal tahun 1990-an, Abah Ade merantau ke Cimahi dan menetap di kawasan Jalan Kalidam, Cimahi Tengah. Menurutnya, dibandingkan Cianjur, Cimahi masih menawarkan peluang rezeki yang lebih baik.

“Kalau lagi ramai, saya bisa belanja bahan ke Cibaduyut. Tapi kalau lagi sepi ya begini aja, kadang enggak bisa beli bahan sol,” katanya pelan.

Tak hanya menghadapi sepinya pelanggan, Abah Ade juga harus berjuang melawan naiknya harga kebutuhan pokok. Dengan nafkah yang tak menentu, ia harus mencukupi kebutuhan istri, anak, dan cucunya di rumah.

0 Komentar