JABAR EKSPRES – Dukung pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang ditargetkan Presiden Prabowo naik 8 persen, Kementerian Perdagangan (Kemendag) targetkan ekspor naik 7,1 persen.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Fajarini Puntodewi mengatakan di Kementerian Perdagangan sendiri sudah membuat target peningkatan ekspor untuk tahun ini 7,1 persen.
Untuk mencapai target tersebut, Kemendag juga telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan ekspor melalui pembukaan akses pasar secara luas dan sebesar-besarnya.
BACA JUGA: Kemendag Sita Baja Lembaran Lapis Tak Sesuai SNI Senilai Rp23 Miliar
Kemendag hingga saat ini tengah melakukan sejumlah perundingan untuk merealisasikanya.
Selain itu, strategi yang dilakukan adalah meningkatkan kerja sama di dalam negeri agar setiap produk dalam negeri bisa memenuhi syarat dan menembus negara tujuan ekspor.
Secara luas, Kemendag turut menargetkan Gulf Country, Australia sebagai negara tujuan perluasan ekspor produk Indonesia hingga Afrika Selatan.
BACA JUGA: Upaya Peningkatan Perekonomian Negara, Kemendag Dorong Perluasan Pasar Ekspor Lewat Perjanjian CEPA
Sebagai informasi, Badan Pusat Pusat Statistik (BPS) menyatakan kinerja perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2024 meraih surplus sebesar 31,04 miliar dolar AS.
Angka tersebut berdasarkan akumulasi nilai ekspor periode tersebut sebesar 264,7 miliar dolar AS, dikurangi volume impor tahunan sebesar 233,6 miliar dolar AS.
Pada Desember 2024, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 2,24 miliar dolar AS. Capaian tersebut melanjutkan capaian surplus pada November 2024 sebesar 4,37 miliar dolar AS.
BACA JUGA: Kemendag Ajak Eksportir Lebih Banyak Rambah Pasar Arab Saudi
Surplus neraca perdagangan yang berlanjut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik.
Neraca perdagangan nonmigas Desember 2024 mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS. Hal ini seiring dengan tetap kuatnya ekspor nonmigas sebesar 21,92 miliar dolar AS.
Kinerja positif ekspor nonmigas ini didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti logam mulia dan perhiasan/permata serta bahan bakar mineral, maupun ekspor produk manufaktur seperti berbagai produk kimia serta kendaraan dan bagiannya.
BACA JUGA: Pejabat Kemendag Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Impor Gula
Kontributor utama ekspor nonmigas Indonesia yaitu Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.