JABAR EKSPRES – Anggota Komisi 5 DPRD Provinsi Jawa Barat, Maulana Yusuf Erwinsyah kembali menyoroti isu pengangguran di kewilayahan, termasuk mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia mengatakan, saat ini ada kabar baik datang dari laporan terbaru Bank Dunia, bertajuk Global Economic Prospects edisi Juni 2024.
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih tinggi dari prediksi sebelumnya.
“Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 persen pada 2025. Angka ini naik tipis dibanding proyeksi sebelumnya, yang berada di level 4,9 persen untuk tahun tersebut,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (10/1).
Maulana menerangkan, yang mendukung optimisme ini menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga.
Dengan inflasi yang mulai melandai dan biaya kredit yang lebih rendah, masyarakat memiliki daya beli lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk investasi kecil-kecilan.
“Bayangkan saja, saat harga-harga kebutuhan pokok mulai stabil dan suku bunga pinjaman bank tidak lagi terlalu mencekik, masyarakat tentu lebih leluasa untuk berbelanja, menabung, atau bahkan memulai usaha baru,” terangnya.
Maulana memaparkan, inilah yang disebut sebagai ‘pemicu roda ekonomi’, karena konsumsi rumah tangga menyumbang porsi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Tentu prediksi ini patut kita sambut baik dengan penuh optimis. Sebab, Indonesia memiliki cita-cita besar, 2045 menjadikan negara maju di 100 tahun kemerdekaannya,” papar legislator dari Fraksi PKB.
Salah satu perhatian besar, ujar Maulana, ada di aspek ekonomi, terutama soal pengangguran. Pemerintah punya target besar, yakni menekan tingkat pengangguran ke level alamiah, sekira 3 sampai 4 persen.
“Kondisi ini dikenal dengan istilah full employment, yang artinya hampir semua orang yang ingin bekerja bisa mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.
Menurutnya, ini tergolong penting, sebab jika tingkat pengangguran rendah, maka akan ada banyak dampak positif. Masyarakat punya penghasilan, daya beli meningkat dan kemiskinan bisa ditekan.
Maulana menilai, ini semua akan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Jabar Juara Pengangguran
Apabila melihat skala regional, Provinsi Jawa Barat dengan segala potensinya, masih berhadapan dengan salah satu tantangan terbesar yakni pengangguran.