JABAR EKSPRES – Ratusan armada pengangkut sampah dari empat kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar), masih masif membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Padahal, pemerintah provinsi (Pemprov) Jabar sebelumnya sudah membatasi empat kabupaten/kota agar mengurangi jumlah tonase sampah yang dihasilkan warga. Namun upaya tersebut masih dihiraukan oleh empat kabupaten/kota, di antaranya Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung.
Berdasarkan data dari pengelola TPA Sarimukti, hingga awal tahun 2025, bak raksasa ini sudah menampung 24 juta meter kubik sampah atau 1000 persen dari kapasitas yang seharusnya.
Pengelola TPA Sarimukti mencatat, setiap harinya sekitar 300-350 truk yang berasal dari empat kabupaten/kota di Bandung Raya masuk dan membuang sampah di TPA Sarimukti.
BACA JUGA:Imbas Penumpukan Sampah, Pemkot Bandung Jatuhi Sanksi Pengelola Pasar Caringin
Meskipun sebelumnya sudah ada kesepakatan pembatasan ritase angkut sampah untuk masing-masing kabupaten/kota se-Bandung Raya. Faktanya komitmen tersebut tak dipatuhi.
“Sebenarnya kuota masing-masing kabupaten/kota kan sudah ditentukan kesepakatan. Harusnya memang sesuai dengan kesepakatan Pak Sekda (Pemprov Jawa Barat) dengan kabupaten/kota. Tapi kemarin-kemarin mereka masih buang normal seperti biasanya,” kata Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Zidni Ilman saat dihubungi, Jumat (3/1/2025).
Kendati demikian, pengelola akan menerapkan kebijakan over dimension and overloading (ODOL) pada awal tahun 2025. Ini sesuai instruksi dari Pengelolaan Sampah Tingkat Regional (PSTR) Provinsi Jawa Barat bahwa pengelola harus memastikan volume sampah yang masuk ke Sarimukti sesuai kesepakatan.
“Per hari ini mulai diberlakukan untuk ritase yang sesuai dengan arahan Pemprov Jabar. Padahal kan sebenarnya harapan pak Sekda waktu itu di Bulan November. Tapi memang sulit. Jadi dicanangkan hari ini oleh PSTR diberlakukan sesuai kesepakatan. Misalnya Kabupaten Bandung Barat 17 ritase jadi kita catat jumlah ritase yang sudah masuk. Kalau sudah habis meskipun masih ada truk yang datang ya kami tolak,” ujar Zidni.
BACA JUGA:Solusi Zero Waste untuk Sampah Pasar Induk Gedebage