Sering Alami Masalah Pendaratan, Pesawat Jeju Air akan Diselidiki

JABAR EKSPRES – Pemerintah Korea Selatan akan melakukan pemeriksaan ketat terhadap maskapai penerbangan Jeju Air Co, setelah sering terjadi masalah pada roda pendaratan yang diyakini menjadi penyebab pesawat celaka pada Minggu (29/12) sampai merenggut 179 nyawa.

“Kami berencana menerapkan inspeksi keselamatan penerbangan yang ketat sebagai respons terhadap insiden (masalah perangkat pendaratan) ini,” kata kepala Kebijakan Penerbangan Kementerian Perhubungan  Joo Jong-wan.

Saat ini maskapai tersebut tengah diselidiki terkait kecelakaan pesawat Jeju Air bernomor penerbangan 7C2216 yang keluar dari landasan saat mendarat darurat dan menabrak pagar di Bandara Internasional Muan di Kabupaten Muan, sekitar 290 kilometer barat daya Seoul.

BACA JUGA: Anggaran APBD Kabupaten Bogor Lebih dari Rp1 Triliun Belum Terserap, BPKAD Tunggu Tagihan Proyek

Kemudian, pada Senin (30/12) pagi pesawat Jeju Air yang lepas landas dari Bandara Internasional Gimpo di Korea Selatan terpaksa kembali ke bandara karena masalah roda pendaratan juga. Masalah yang sama ditemukan pada kecelakaan Minggu (29/12).

Model pesawat yang kembali ke Gimpo tersebut dengan Boeing B737-800 Jeju Air yang mengalami kecelakaan pada Minggu.

Joo menyebutkan bahwa Jeju Air dikenal dengan tingkat pemanfaat pesawat yang tinggi. Hal tersebut merujuk pada seberapa sering dan seberapa lama sebuah pesawat digunakan. Menurut beberapa pengamat pun mungkin hal tersebut menjadi fakitor penyebabkan kecelakaan pesawat pada Minggu.

BACA JUGA: Ironisnya Sopir Truk: Risiko Kerja Tinggi juga Kerap Dijadikan Aktor Pencabut Nyawa, Tapi Upah Minim dan Diabaikan Pemerintah

Menyusul masalah roda pendaratan yang dilaporkan pada Senin (30/12), kementerian mengirimkan inspektur keselamatan ke perusahaan itu untuk menyelidiki kasus terbaru tersebut.

Sementara itu, salah satu dari dua perangkat perekam penerbangan yang ditemukan di lokasi kecelakaan pada Minggu dilaporkan mengalami kerusakan eksternal.

Menurut Joo, perangat tersebut telah dipindahkan ke Bandara Internasional Gimpo untuk dianalisis lebih lanjut.

BACA JUGA: Kasus Kriminal Paling Menonjol di Ciamis: Ungkap Judi hingga Rp350 Miliar

Joo juga mengatakan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS ayau U.S. National Transportation Sfety Board (NTSB) akan ikut serta dalam penyelidikan kecelakaan itu. Boeing dan produsen mesin CFM International juga telah dihubungi untuk bekerja sama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan