Waspadai Cuaca Ekstrem Libur Nataru 2025, Wisatawan Diimbau Siapkan Ini

JABAR EKSPRES  – Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menghimbau para wisatawan agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama, mengatakan untuk mempersiapkan perlengkapan darurat karena saat ini masih berlangsung musim hujan.

“BPBD mengingatkan masyarakat untuk melakukan persiapan darurat. Bawa senter, baterai dan radio, lalu siapkan obat-obatan dan peralatan kesehatan, lalu bawa dokumen penting dan uang tunai, serta terakhir pastikan ponsel dan perangkat lainnya terisi,” ujar Uka, Jumat (27/12).

BACA JUGA: Selama Libur Nataru Kendaraan Sumbu Tiga Dilarang Melintas di Jalur Wisata, Termasuk Ciwidey dan Pangalengan!

“Masyarakat juga diimbau untuk membawa perlengkapan darurat, seperti payung, jaket, dan obat-obatan. Saat dalam perjalanan buat liburan, masyarakat juga selalu mewaspadai potensi banjir, tanah longsor, atau angin kencang,” lanjutnya.

Tak hanya itu, sebelum liburan, sebaiknya masyarakat juga melakukan beberapa hal terkait kondisi badan dan kendaraanya. Seperti, periksa prakiraan cuaca dan kondisi jalanan, kemudian siapkan rencana darurat dan kontak emergensi, dan harus pastikan kendaraan dalam kondisi baik.

“Jangan melintasi jalan yang tergenang air atau longsor, gunakan rute alternatif jika memungkinkan, serta jaga kecepatan dan jarak aman. Di tempat tujuan, masyarakat juga harus memeriksa kondisi cuaca lokal dan patuhi instruksi pihak berwenang,” katanya.

Selain itu, Uka juga mengimbau kepada wisatawan supaya tidak beraktivitas di luar ruangan saat terjadi hujan atau terdapat angin kencang di lokasi wisata.

Uka juga menambahkan, BPBD Kabupaten Bandung juga telah mendirikan posko siaga darurat bencana di beberapa titik. Selain di Nagreg, Ciwidey, dan Pangalengan, terdapat posko utama di depan Masjid Al-Fathu, Soreang.

“Posko siaga darurat bencana dengan penempatan personel itu untuk mengantisipasi bila terjadi bencana di lokasi-lokasi wisata,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyebutkan, jika kondisi geografis Kabupaten Bandung terdiri dari wilayah datar, perbukitan dan pegunungan, membuat wilayahnya menjadi rawan bencana.

Dengan potensi risiko bencana yang tinggi, 17 dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung tercatat sebagai daerah rawan bencana. Bencana banjir, longsor, angin kencang, dan gempa bumi juga marak terjadi pada Oktober dan November lalu, dengan dampak yang cukup signifikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan