“IPB ini punya visi misi yang sejalan dengan program pemerintah, jadi penelitiannya sangat dibutuhkan,” tukasnya.
*Kopi Luwak berbasis Teknologi Enzimatis*
Prof. Erliza Noor menjelaskan, bahwa eknologi ini meniru proses fermentasi alami di pencernaan luwak, tetapi menggunakan mikroba yang berasal dari hewan tersebut.
Dengan teknologi ini, kata dia, kopi fermentasi enzimatis memiliki penurunan kafein yang lebih besar 48–69 persen dibandingkan kopi luwak komersial 9 persen.
“Selain itu, kandungan asam laktat, butirat, dan askorbat yang baik untuk kesehatan meningkat, sedangkan asam oksalat yang berbahaya justru menurun,” jelas peneliti Fakultas Teknologi Pertanian tersebut.
*Teknologi Bayi Tabung Hewan Langka*
Prof. Arief Boediono, dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB), berhasil menerapkan teknologi reproduksi berbantu (ART) untuk penyelamatan satwa langka.
Salah satu program utamanya adalah pembuatan embrio badak Sumatera secara in vitro menggunakan metode intracytoplasmic sperm injection (ICSI).
“Embrio yang dihasilkan dapat langsung ditransfer jika ada resipien atau disimpan dalam nitrogen cair di fasilitas BioBank hingga waktu yang tepat,” jelasnya.
*Daging Domba Premium*
Prof. Asep Gunawan yang juga Guru Besar Fakultas Peternakan, menjelaskan domba ini memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi, kolesterol rendah, serta rasa yang lebih lezat dengan tingkat keempukan tinggi.
“Saat ini, Domba Premium telah dikembangkan di delapan lokasi Breeding Center di tujuh provinsi, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Karakteristik dari domba ini salah satunya memiliki kualitas daging yang sangat bagus,” terang dia. (YUD)