Menteri ESDM Sebut Hirilisasi Jadi Kunci Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

JABAR EKSPRES –  Untuk mendukung program yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan program hilirisasi menjadi kunci dalam mengakselerasi pertumbuhan berkelanjutan sebesar delapan persen per tahun.

‘’Tidak akan mungkin pertumbuhan ekonomi kita meningkat kalau tanpa ada triggernya dan trigger-nya itu adalah investasi. Investasinya di apa? Di hilirisasi,’’ kata Bahlil dalam Rapakat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024 dengan tema “Akselerasi Hirilisasi dan Investasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas” di Jakarta, Rabu (11/12).

Menurut Bahlil, tantangan energi di Indonesia, terutama terkait dengan lifting atau produksi nasional yang saat ini berada di angka 600 ribu barel per hari. Jumlah tersebut masih jauh di bawah kebutuhan nasional yang mancapai 1,6 juta barel per hari.

BACA JUGA: Pemprov DKI Jakarta Mulai Salurkan Bansos KLJ, KAJ, KPDJ Tahap 4 untuk 170 Ribu Penerima

“Kita mengimpor satu juta per barel per hari. Situasi ini mengganggu neraca perdagangan, devisa, dan neraca pembayaran kita,’’ jelasnya.

Bahlil menyebut untuk mengatasi persoalan tersebut bahwa hiriliasasi bisa menjadi solusi strategis untuk mencapai kedaulatan energi nasional. Seperti di sektor mineral dan batu bara, pentingnya peningkatan koordinasi antara Direktorat Jenderal Minerba dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM dengan Kementerian Investasi dan Hirilisasi.

Selain itu, Bahlil juga memberikan apresiasi terhadap peta jalan hirilisai sebanyak 28 komoditas yang telah disusun oleh Kementerian Investasi sebagai upaya strategis untuk mendukung pertumbuhan sektor tersebut.

BACA JUGA: Hadapi Nataru, BI Jabar Siapkan Uang Tunai Sebesar Rp48 Triliun 

Ia menjelaskan bahwa pemerintah harus terus mendorong percepatan penggunaan energi baru terbarukan sebagai pengganti energi fosil. Salah satu langkah konkretnya adalah program konversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik yang diharapkan mampu menekan konsumsi bahan bakar minyak.

Jumlah kendaraan bermotor roda dua di Indonesia, Bahlil mencatat, mencapai 120 juta unit.

“Bayangkan berapa minyak yang kita pakai hanya untuk motor. Ini yang mau kita konversi,” kata Bahlil.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan