Ciptakan Situasi Kondusif Pasca Pilkada 2024

 

Kemudian Dr. Mei Susanto S.H.,M.H. Dalam dialog publik “Integrasi Anak Bangsa Pasca Pilkada 2024, menekankan pentingnya peran Pancasila sebagai kompas moral di kalangan generasi muda.

 

“Di tengah dinamika global dan kemajuan teknologi, kita perlu memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan diterima oleh Gen Z dan Alpha. Pancasila bukan hanya sebuah dasar negara, tetapi juga alat pemersatu yang bisa mengatasi perbedaan dan polarisasi yang berkembang di masyarakat,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan bahwa revitalisasi Pancasila harus dilakukan secara menyeluruh melalui pendidikan berbasis teknologi dan konten digital yang positif.

 

“Generasi muda yang sangat akrab dengan dunia digital membutuhkan pendekatan yang relevan agar mereka dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.” Ungkap Dr. Mei Susanto

 

Selain itu, penting juga untuk memahami bahwa demokrasi yang kita jalani harus lebih dari sekadar proses voting.

 

“Demokrasi bukan hanya tentang mayoritas suara, tetapi tentang keadilan dan kebenaran yang dapat mengakomodasi keberagaman, menjamin hak minoritas, dan mendorong rekonsiliasi di antara perbedaan,” jelasnya.

 

Sementara Dr. Dadang Rahmat Hidayat, seorang praktisi komunikasi yang juga menjadi narasumber, mengungkapkan pentingnya memahami dinamika Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dalam membangun persatuan dan kesatuan di masyarakat.

 

“Penting bagi kita untuk memahami IKP, karena ini adalah indikator yang memberi gambaran tentang potensi kerawanan yang bisa terjadi pasca-Pilkada, seperti polarisasi sosial, penyebaran hoaks, dan ancaman fisik,” ujar Dr. Dadang.

 

Ia juga mengingatkan bahwa narasi komunikasi yang sehat akan sangat membantu dalam menciptakan stabilitas sosial pasca- Pilkada.

 

“Narasi komunikasi yang kita bangun harus mencerminkan nilai-nilai persatuan,” katanya.

 

Jika narasi yang berkembang saling menghormati dan mendorong rekonsiliasi, maka potensi konflik bisa diminimalisir.

 

“Media sosial memiliki peran penting dalam membentuk narasi ini, karena remaja, khususnya Gen Z dan Alpha, sangat terpengaruh oleh tren yang berkembang di dunia maya, ” tegasnya.

 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan media untuk menciptakan ruang dialog yang inklusif dan konstruktif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan