JABAR EKSPRES – Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, lonjakan pergerakan masyarakat diprediksi akan mengalami peningkatan. Pengamat Transportasi menilai, keselamatan kendaraan wisata harus benar-benar mendapatkan perhatian khusus.
Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan, potensi pergerakan masyarakat di momentum Nataru didominasi tujuan terpusat ke Pulau Jawa.
“Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan pada 2024, secara nasional sebesar 110,67 juta jiwa alias 39,30 persen akan bergerak dengan daerah tujuan masih terusat di Pulau Jawa,” katanya kepada Jabar Ekspres, Rabu (11/12).
Terdapat 10 provinsi daerah tujuan pada libur Nataru, yakni Jawa Tengah sebanyak 17,10 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 15,77 persen, Jawa Barat 11,78 persen, Jabodetabek 10,34 persen, Jawa Timur 8,85 persen, Sumatera Utara 5,70 persen, Bali 5,55 persen, Sumatera Barat 3,26 persen, Lampung 3,08 persen dan Sulawesi Selatan 2,66 persen.
BACA JUGA:Jelang Libur Nataru, Pemprov Jabar Minta Seluruh Kendaraan Umum di Ramcek
Adapun untuk moda transportasi yang digunakan yakni mobil sebanyak 36,07 persen alias 39,92 juta jiwa, sepeda motor 17,71 persen alias 19,6 juta jiwa, kereta api 15,05 persen alias 16,64 juta jiwa, transportasi udara 12,85 persen alias 14,22 juta jiwa dan kapal penyeberangan atau kapal sebanyak 4,90 persen alias 5,43 juta jiwa.
“Aktivitas di Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk akan padat dilewati masyarakat yang mau berwisata dan berlibur akhir tahun,” bebernya.
Djoko menerangkan, pemisahan pengelompokan sepeda motor, bus dan mobil penumpang juga truk barang, diperlukan untuk memperlancar penyeberangan Merak-Bakauheni.
“Penerapan sistem penundaan (delaying system) harus benar-benar ditaati. Tidak ada lagi toleransi bagi yang belum memiliki tiket kapal atau tidak seusai jadwal menyeberang diberikan kemudahan,” terangnya.
BACA JUGA:Tol Gratis yang Bisa Digunakan Saat Liburan Nataru 2024/2025
Hal itu perlu dilakukan, menurut Djoko, supaya tidak terjadinya kesemrawutan seperti pada musim mudik Lebaran 2024 lalu.
Dia menilai, pentingnya Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memperhatikan obyek-obyek wisata. Sebab selama ini ujar Djoko, pemerintah kewilayahan tidak pernah membangun transportasi umum angkutan wisata.
Sebaliknya, area parkir kendaraan yang terus diperluas. Lahan parkir mobil lebih luas daripada obyek wisata, padahal berada di tepi jalan.