JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, lakukan upaya mitigasi bencana dengan melibatkan seluruh kepala desa serta Forum Koordinator Kecamatan (Forkopimcam) Cimanggung.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno mengatakan, dalam mitigasi bencana yang perlu diperhatikan di wilayah Kecamatan Cimanggung ada dua yang dinilai mengancam warga.
“Potensi bencana banjir dan bencana longsor. Kecamatan Cimanggung bahkan 90 persen wilayahnya termasuk rawan bencana,” katanya kepada Jabar Ekspres, Rabu (11/12).
BACA JUGA: Angka Penyandang Disabilitas di Kota Bandung: Tanggung Jawab yang Masih Berat
Atang menjelaskan, untuk potensi bencana banjir di Cimanggung bukanlah jenis banjir rob, melainkan banjir bandang luapan dari sungai.
Oleh sebab itu, sosialisasi dan edukasi perlu disampaikan guna masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan, dalam menghadapi bencana.
“Kehati-hatian di daerah tertentu perlu diperhatikan, seperti Desa Cihanjuang, Sawahdadap, Cipareuag, Tegalmanggung sampai Dindulang,” jelasnya.
BACA JUGA: 1 Tugas Mudah Dibayar Rp289.500 di Aplikasi Penghasil Uang Tercepat 2024
Beberapa daerah tersebut, disampaikan Kalak BPBD Sumedang, merupakan kawasan yang dinilai rawan diterjang bencana longsor.
Sedangkan untuk daerah yang rawan mengalami luapan air alias banjir bandang, yakni Desa Sindangpakuon, Cihanjuang dan sebagian Desa Sawahdadap.
“Ini harus jadi perhatian, maka kami BPBD Kabupaten Sumedang melakukan mitigasi bencana, memberikan sosialisasi juga edukasi kebencanaan kepada seluruh kepala desa di Cimanggung, beserta Forkopimcam Cimanggung,” bebernya.
BACA JUGA: Sudah Sewindu Alfability Jadi Rumah Bagi 1.000 Karyawan Disabilitas di Alfamart
“Cimanggung akan aman apabila ada normalisasi sungai, berkaitan dengan ini ketika terjadi banjir bandang di Sawahdadap dampak luapan Sungai Cisurupan, itu karena kurangnya normalisasi sungai,” tambah Atang.
Selain itu, Kalak BPBD Sumedang mengingatkan ancaman Gempa Megathrust, yang sampai saat ini cukup menghantui masyarakat.
Menurutnya, isu yang ramai jadi pembahasan itu bukan tanpa alasan, namun telah adanya sejumlah riset juga analisis terkait potensi bencana tersebut.
BACA JUGA: Tekan Ritase Sampah ke TPAS Sarimukti, Kota Bandung Bakal Punya 3 TPST
“Ancaman Megathrust jadi perhatian karena bencana tersebut pasti terjadi, hanya kita tidak tahu kapannya. Maka kewaspadaan dan antisipasi kesiapsiagaan perlu terus dilakukan,” imbuhnya.