JABAR EKSPRES – Anggota Komisi 2 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat (DPRD Jabar), Sri Dewi Anggraini mengaku saat ini mulai menyoroti pertumbuhan ekonomi dimasa transisi pemerintahan.
Pasalnya menurut dia, dimasa transisi ini ada dua tantangan terutama dalam upaya menumbuhkan ekonomi pasca terjadinya pandemi Covid 19.
“Terutama dalam upaya menaikkan pertumbuhan hingga (target) 8 persen dalam lima tahun ke depan. Nah Jawa Barat ini memiliki tantangan tersendiri khususnya dalam proses pemulihan pasca pandemi hingga sekarang yang diperberat oleh transisi pemerintahan yang baru,” ucapnya usai menjadi narasumber Diskusi Panel Menyongsong Era Baru : Menyusun Solusi untuk Masa Depan Bisnis dan Ekonomi Jawa Barat, Jumat (6/12) kemarin.
BACA JUGA:When The Phone Rings Episode 5 dan 6 Batal Tayang, Netizen Ramai-ramai Komen di Instagram Netflix
Untuk tantangan pertama, Sri Dewi mengatakan yakni berkaitan dengan infrastruktur digital. Dimana menurutnya, dimasa transisi seperi sata ini, tantangan tersebut harus difokuskan oleh pemerintah agar pertumbuhan ekonomi di Jabar sesuai yang diharapkan.
“Nah yang kedua konektivitas transportasi, karena masih ada bagian-bagian wilayah yang tidak terkoneksi dengan baik. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, diharapkan dapat meningkatkan konektivitas transportasi,” ungkapnya.
Meski proses ini tidak akan mudah karena membutuhkan penyesuaian di berbagai aspek, Sri Dewi berharap pertumbuhan ekonomi di Jabar dapat terus meningkat khusunya dalam lima tahun ke depan.
BACA JUGA: Kenapa Koin Snack Video Nggak Berubah Jadi Rupiah? Ini Jawabannya!
“Jika terealisasi, infrastruktur tersebut akan membantu menurunkan biaya logistik. Kami akan terus berkoordinasi untuk merealisasikan program-program ini, baik di tingkat provinsi maupun daerah,” imbuhnya.
Daya Beli Masyarakat harus Tetap Terjaga
Sementara itu pakar atau pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Ferry Hadiyanto meminta dimasa transisi seperti ini, pemerintah harus mampu tetap menjaga daya beli masyarakat.
Hal ini dilakukan, agar target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun kedepan dapat terlaksana sesuai permintaan Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Akun Baru KLAIM Saldo hingga Rp900.000, Instal Aplikasi Penghasil Uang Ini!