JABAR ESKPRES – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung kembali merenggut nyawa.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian, menyebutkan bahwa keterlambatan dalam mengakses fasilitas kesehatan menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kematian akibat DBD.
“Sebagian besar karena keterlambatan mengambil keputusan untuk membawa pasien ke rumah sakit. Banyak keluarga ragu-ragu karena mengira ini hanya demam biasa, bukan DBD,” ujar Anhar saat diwawancarai Jabar Ekspres, belum lama ini.
BACA JUGA: Cara Hasilkan Keuntungan Pakai Aplikasi Investasi Terbaik, Modal Cuma Rp10.000
Anhar menjelaskan bahwa virus DBD saat ini menunjukkan gejala yang berbeda dari sebelumnya, sehingga sering disalahartikan oleh masyarakat. Salah satunya adalah hilangnya tanda klasik berupa bintik merah pada kulit.
“Sekarang orang menganggap itu demam biasa. Apalagi ada fase yang disebut pelana kuda, di mana panas tinggi sempat turun sebelum naik lagi hingga menyebabkan shock syndrome. Kalau sudah seperti itu, penanganannya jadi jauh lebih berat,” tambahnya.
Selain keterlambatan, faktor lingkungan juga menjadi penyebab utama penyebaran nyamuk pembawa virus DBD. Anhar menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di musim hujan seperti saat ini.
BACA JUGA: Teknisi AHASS Siap Adu Keterampilan Teknis Sepeda Motor Honda di Level Asia Oceania
“Nyamuk menyebar di genangan air jernih, seperti air hujan yang tertampung di gelas plastik bekas. Kalau sampah tidak diangkut dalam waktu seminggu, risiko meningkat,” jelasnya.
Untuk menekan kasus DBD, Dinkes Bandung terus menggalakkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang). Salah satu langkah inovatif yang diperkenalkan adalah gerakan ‘Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik)’.
“Dalam gerakan ini, tiap keluarga menunjuk satu orang untuk memeriksa rumah dari potensi sarang nyamuk seminggu sekali. Begitu pula di kantor, OB atau petugas lainnya bisa ditugaskan. Ini jauh lebih efektif dibandingkan mengandalkan petugas puskesmas yang jumlahnya terbatas,” kata Anhar.
BACA JUGA: Cek Jadwal Pencairan Bansos KLJ, KAJ, KPDJ Tahap 4 Bulan Desember 2024 di Link Ini