Tetap Eksis di Tengah Arus Modernisasi, Kampung Adat Cireundeu Pertahankan Warisan Ketahanan Pangan Lewat Olahan Singkong

Sejumlah Siswa-Siswi Sekolah Dasar saat Edukasi Olahan Pangan khas Cireundeu, Singkong (ist)
Sejumlah Siswa-Siswi Sekolah Dasar saat Edukasi Olahan Pangan khas Cireundeu, Singkong (ist)
0 Komentar

Namun, dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung, Abah Asep mengakui bahwa mereka menghadapi tantangan dalam mempertahankan tradisi dan budaya asli Kampung Cireundeu.

“Ketika kampung ini mulai ramai dikunjungi, tentunya ada dampaknya. Tidak bisa dipungkiri, budaya lain pasti mempengaruhi kampung ini. Kami harus mencari cara bagaimana tetap menjaga tradisi leluhur tanpa tergerus zaman,” jelasnya.

Abah Asep juga menekankan pentingnya mendidik anak-anak di kampung ini agar mereka tetap memahami dan melestarikan budaya leluhur mereka, meskipun banyak arus modernisasi yang mulai memasuki kehidupan mereka.

Baca Juga:UMP Naik 6,5 Persen, Menperin Siapkan Solusi Ini untuk IndustriTanggapi Kekhawatiran Publik, PPN 12 Persen akan Dikaji Ulang

Meskipun sering dianggap hanya sebagai tontonan, seni calung bagi masyarakat Cireundeu memiliki pesan yang sangat dalam, yang harus dipahami dan dihargai oleh masyarakat luar.

“Calung itu kan tontonan. Tapi di dalam calung sendiri itu ada makna yang harus ada tuntunan,” tegas Abah asep.

Festival Cireundeu yang digelar pada 5-7 Desember 2024 menjadi wadah untuk memperkenalkan tradisi, budaya, dan ketahanan pangan yang dimiliki kampung ini.

“Kami berharap, kampung adat Cireundeu bisa menjadi lebih dari sekadar destinasi wisata. Kami ingin menjadi tempat belajar tentang bagaimana mempertahankan adat istiadat dan budaya yang diwariskan leluhur kami,” bebernya.

0 Komentar