JABAR EKSPRES – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor mencatat jumlah Golongan Putih (Golput) sebanyak 1,6 juta orang.
Dari data yang dihimpun KPU, warga Bogor yang tidak menunaikan hak suaranya dalam pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang datang ke TPS sebanyak 2.300.
“Kalo dilihat di rekapan sementara yang datang ke tps 2.300, artinya dengan 3.900 ada kurang lebih 1,6 yang gak dateng ke TPS,” ujar Ketua KPU Kabupaten Bogor Adi Kurnia, Kamis (5/12).
Jika diperentasekan, pemilih pada Pilkada tahun ini hanya mencapai 60 persen. Angka itu tak sesuai dengan target KPUD Kabupaten Bogor yakni sebesar 85 persen.
BACA JUGA:Beneran Nih 1 Menit Cair Rp120.000 di Aplikasi Penghasil Uang Berikut Ini
Menurut Adi Kurnia, rendahnya partisipasi didasari animo masyarakat untuk datang ke TPS berkurang untuk memberikan hak suaranya.
“Kalo dilihat fenomena skrg ya memang animo masyarakat untuk datang ke TPS memang agak berkurang,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Lembaga Studi Visi Nusantara (LS-Vinus) Yusfitriadi menyebut, ada dua faktor yang membuat jumlah partisipasi pemilu khususnya Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor tak mencapai target.
Pertama, karena faktor kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang menyederhanakan Tempat Pemilihan Suara (TPS) dari dua menjadi satu.
“Itu faktor kebijakan, tapi itu bukan urusan Kabupaten Bogor kan, itu urusan kebijakan seluruh Indonesia seperti itu, tapi itu berikan kontribusi, walaupun juga kita gatau alasan nya apa, gitu kira-kira,” ujarnya kepada media, Kamis (28/11) lalu.
Sementara faktor kedua berkaitan dengan kinerja sosialisasi KPU yang lemah. Menurutnya, KPU hanya mengandalkan agenda sosilasi dalam konteks formal dan elitis.
“Jadi yang digarap (KPU) hanya program berbasis anggaran, tidak melakukan program berbasis kultural,” tutupnya.