Jelang Nataru, Harga Sembako di Bandung Barat Diklaim Stabil

JABAR EKSPRES – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengklaim harga barang kebutuhan pokok (Bapok) stabil jelang perayaan keagamaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Berdasarkan pantauan wartawan di sejumlah pasar tradisional wilayah Kabupaten Bandung Barat, harga sejumlah komoditas pangan hingga Selasa, 3 Desember 2024, secara umum masih fluktuatif.

Naik turunnya harga bahan pokok itupun menurunkan daya beli masyarakat hingga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar.

Seperti halnya beras premium dan cabai merah keriting naik, beras premium naik sebesar Rp500 menjadi Rp16 ribu per kilogram, dari semula Rp15.500 per kilogram. Lalu cabai merah keriting naik Rp530 menjadi Rp29.350 per kilogram, sementara cabai rawit merah turun menjadi Rp37.650 per kilogram, dari semula Rp38 ribu.

BACA JUGA: Angka Pengangguran Turun 6,36 Persen, Disnaker Kabupaten Bandung Terus Tingkatkan Pelatihan dan Job Fair

Sedangkan bawang putih bonggol naik Rp760 menjadi Rp42.040 per kilogram. Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana naik menjadi Rp18.520 per kilogram, sedangkan minyak goreng curah turun menjadi Rp16.940 per kilogram.

Sementara untuk harga daging sapi turun menjadi Rp132 ribu per kilogram, sedangkan harga daging ayam naik menjadi Rp36.360 per kilogram, dari semula Rp36 ribu per kilogram, dan telur ayam naik sekitar Rp500 menjadi Rp29 ribu per kilogram.

“Masih relatif terkendali. Kenaikannya tidak terlalu melonjak, jadi masih dianggap normal,” kata Kepala Disperindag Bandung Barat, Ricky Riyadi saat dikonfirmasi, Rabu, 4 Desember 2024.

Dikatakan Ricky, kenaikan sejumlah komoditi bukan dipengaruhi oleh Pemilukada ataupun akhir tahun. Namun, lebih akibat faktor perubahan cuaca, sehingga komoditas tersebut mengalami kenaikan.

BACA JUGA: Pembangunan Kolam Retensi Gedebage Sebagai Upaya Mengatasi Banjir Masih Jauh dari Harapan

“Pasokan lancar, stok barang tercukupi. Jadi bukan karena hal lain, lebih ke faktor cuaca saja,” katanya.

Ia menambahkan, guna menstabilkan harga jelang Nataru, pihaknya akan terus menyinergikan pemantauan bersama dinas terkait di daerah untuk memastikan stabilitas harga bapok di sejumlah pasar tradisional.

“Kami berusaha memastikan tidak terjadi kelangkaan bahan pangan. Kami juga meminta bantuan dari pihak provinsi jika diperlukan,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan