JABAR EKSPRES – Fenomena ratusan burung pipit mati massal terjadi di area Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Kejadian tersebut menjadi sorotan setelah sebuah video yang memperlihatkan bangkai burung-burung tersebut viral di media sosial.
Baca juga : Pelajar Tewas Tertembak Saat Polisi Bubarkan Tawuran Geng di Semarang
Dalam video yang beredar luas, tampak ratusan burung pipit mati massal berserakan di sekitar bandara, disertai dengan pohon yang tumbang di lokasi kejadian.
Menyadari situasi tersebut, petugas kebersihan bandara bergerak cepat mengevakuasi bangkai-bangkai burung untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan pengunjung.
Peristiwa ini mendapat perhatian Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali.
Berdasarkan hasil investigasi awal, Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi akibat sambaran petir yang menyambar pohon tempat kawanan burung pipit bertengger.
Sambaran petir yang kuat menyebabkan ranting pohon patah, sekaligus menewaskan burung-burung yang sedang beristirahat di sana.
Ratna menjelaskan bahwa insiden ini berlangsung pada Jumat malam, 22 November 2024.
Petugas pemeliharaan taman dan keamanan bandara yang bertugas saat itu melaporkan adanya petir yang menyambar area pohon.
Kawanan burung pipit yang tengah bertengger di pohon tersebut tidak sempat menyelamatkan diri dan akhirnya ikut tersambar petir.
Petugas kebersihan bandara segera mengambil langkah cepat dengan membersihkan area dari bangkai burung untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan sekitar bandara.
Upaya ini dilakukan demi menjaga kenyamanan dan kebersihan bagi para penumpang dan pengunjung bandara.
Ratna menegaskan bahwa kejadian ini murni akibat faktor alam.
Investigasi lebih lanjut memastikan bahwa tidak ada indikasi adanya wabah penyakit atau penyebab lain yang berpotensi membahayakan kesehatan publik.
“Kami pastikan bahwa insiden ini disebabkan oleh fenomena alam. Namun, kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan tersebut,” ujar Ratna.
Peristiwa ini menimbulkan beragam reaksi di media sosial.
Banyak warganet yang mengungkapkan keprihatinan atas nasib burung-burung tersebut, sementara yang lain menyoroti pentingnya mitigasi risiko di area bandara, terutama terkait dengan fenomena cuaca ekstrem.